Minggu, 21 November 2010

Minggu, 21 November 2010

A. Pengertian dan Macam-Macam Kepemimpinan
بسم الله الرحمن الرحيم
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاًً(النساء:59)
“Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kesudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”(Q.S An-Nisaa: 59)
Rasulullah Saw, adalah tauladan bagi umat dalam segala aspek kehidupan, khususnya dalam hal kepemimpinan ini beliau adalah sosok yang mencontohkan kepemimpinan paripurna dimana kepentingan umat adalah prioritas bagi beliau. Maka sangatlah tepat apabila kita sangat mengidealkan visi dan model kepemimpinan Muhammad SAW (sang revolusioner yang legendaries, manusia mulia kekasih Allah SWT).
Eggi (2003:12) yang merupakan seorang eksponen generasi muda, mengatakan secara tajam bahwa dalam sejarah umat manusia belum satupun dapat terwujud sosok pemimpin sehebat kepemimpinan Rasulullah SAW, iapun melontarkan sejumlah kriteria persyaratan yang harus ada dalam sosok seorang pemimpin, dari apa yang berusaha ia selami dari keteladanan kepemimpinan Rasulullah Saw, yaitu:
1. Pemimpin harus dekat dengan tuhan dan konsisten memperjuangkan nilai-nilai dan ajaran Tuhan yang baik dan luhur.
2. Pemimpin haruslah seorang yang ikhlas (nothing to loose), tanpa mengharap pamrih kecuali untuk beribadah pada Tuhan melalui pengabdiannya kepada rakyat.
3. Pemimpin harus sosok yang jujur dan adil. Dan khalifah umar bin khaththab merupakan contoh pemimpin yang mampu membedakan mana kpentingan pribadi dan mana kepentingan Negara.
4. Pemimpin harus mencintai rakyat dan mendahulukan kepentingannya diatas kepentingan diri keluarga dan golongannya.
Nampaknya, empat kriteri tersebut masih sangat jauh dari harapan apabila kita melihat kembali pada realitas yang menindas saat ini.kepemimpinan dijadikan alat untuk mengeksploitasi rakyat. Padahal Islam memandang kepemimpinan sebagai sebuah beban (taklif) dan amanah, sehingga orang yang diberikan amanah kepemimpinan, dia harus mengedepankan pelayanan kepada masyarakat. Karena pemimpin adalah khadimul ummah (pelayan masyarakat).
Oleh karena itu, (Hilal: 2005) Sayid al-Wakil mengemukakan pendapatnya, bahwa: seorang pemimpin harus memiliki sekurang-kurangnya lima syarat, yaitu:
1. Muslim
2. Berilmu
3. Adil
4. Memiliki kemampuan memimpin (skill kepemimpinan)
5. Sehat jasmani sehingga dapat menjalankan tugas-tugasnya.
Dalam kitabnya “Al-Qiyadah wal Jundiyah fil Islam”, Sayid al-Wakil menjelaskan bahwa al-qiyadah dalam konteks Al-Qur`an, Sunnah, dan Tarikh Islam memiliki empat pengertian.
Pertama, ro’i. Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan,
“Setiap kalian adalah pemimpin (ro’i) dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang imam adalah pemimpin (ro’i) dan akan dimintai pertanggung jawabannya. Seorang suami (rojul) adalah pemimpin terhadap keluarganya, dan akan dimintai pertanggung jawabannya. Seorang istri adalah pemimpin dalam rumah suaminya dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang pembantu (khadim) adalah pemimpin terhadap harta majikannya, dan akan dimintai pertanggungjawabaannya. Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya.”
Kepemimpinan dalam terminologi ro’i mencakup kepemimpinan negara, masyarakat, rumah-tangga, kepemimpinan moral; yang mencakup juga kepemimpinan laki-laki maupun perempuan. Oleh karena itu, tak seorang pun di dunia ini lepas dari tanggung jawab kepemimpinan, minimal terhadap dirinya sendiri. Setiap orang mengemban amanah, dan setiap amanah pasti akan dimintai pertanggungjawabannya.
Ro’i berasal dari kata ro’a-yar’a-ro’yan-ri’ayatan (Munawwir, 1997:510). Artinya kepemimpinan dalam terminologi ro’i menyiratkan pentingnya makna ri’ayah yang artinya menggembala, memelihara, mengarahkan, dan memberdayakan orang-orang yang dipimpinnya (ra’iyah).
Kedua, imam. Artinya pemimpin yang selalu berada di depan. Kata imam seakar dengan kata amam (di depan). Sehingga dalam terminologi ini, imam adalah pemimpin yang berfungsi sebagai teladan dan sosok panutan yang membimbing orang-orang yang dipimpinnya.
Hilal (2005), Ibnul Qoyim telah mengemukakan dalam kajian kepemimpinan, bahwa: kata imam juga berarti ma`mum. Dengan pengertisan ini, maka seorang pemimpin selain siap untuk menjadi imam, ia juga harus siap untuk menjadi ma`mum. Imam, selain bertugas mengarahkan ma’mum, pada saat yang sama ia pun harus siap dikritik dan diingatkan oleh ma’mum. Dalam shalat berjamaah, ketika imam melakukan kesalahan, ma`mum wajib mengingatkannya dengan ucapan subhanallah. Dan imam harus siap mendengarkan peringatan ma`mum.
Ketiga, khalifah. Secara terminologi artinya pengganti kepemimpinan Rasulullah SAW.
Hilal (2005), Ibnu Khaldun mengatakan bahwa: kepemimpinan dalam terminologi khalifah juga berarti menyiapkan kepemimpinan berikutnya sesuai dengan aturan syari’ah demi tercapainya kemashlahat duniawi dan ukhrowi.
Kata khalifah seakar dengan kata khalfun (belakang) (Munawwir, 1997:361). Ini artinya, seorang pemimpin bukan saja harus mempersiapkan generasi pemimpin penggantinya, ia juga harus siap melanjutkan kepemimpinan sebelumnya.
Keempat, amir. Artinya pemerintah. Dalam hadits riwayat Bukhari, Ibnu Majah, dan Imam Ahmad, kita wajib menaati seorang pemimpin (amir) apapun warna kulitnya, bentuk rupanya, kaya atau miskin, selama pemimpin itu berada dalam bimbingan wahyu Allah Swt. Kata amir juga berarti ma`mur (yang diperintah). Ini artinya, seorang pemimpin selain menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan, ia juga harus siap diperintah oleh rakyatnya dalam hal yang mengandung kemaslahatan untuk semua.
Keempat tipe kepemimpinan diatas esensinya terlihat jelas dalam pola kepemimpinan Rasulullah SAW. dan Khulafaur Rasyidin yang selalu mengedepankan kebenaran, keadilan, dan kesejahteraan. Hakikat kepemimpinan dalam Islam adalah mengemban amanah rakyat untuk mencapai keselamatan hidup di dunia dan di akhirat.
Ketaatan kepada Pemimpin adalah satu pilar pemerintahan dalam Islam. Umar bin Khaththab berkata, “Tidak ada arti Islam tanpa jamaah, tidak ada arti jamaah tanpa amir (pemimpin), dan tidak ada arti amir tanpa kepatuhan.” Seorang pemimpin memang harus memiliki keistimewaan, cerdas, berakhlak mulia, dan bermental baja. Namun, itu semua tidak ada artinya tanpa adanya loyalitas dari rakyatnya.
Meskipun Islam mewajibkan umatnya agar taat kepada pemimpin, namun ketaatan itu tidak bersifat mutlak. Hilal (2005) mengemukakan pendapatnya bahwa: Ketaatan rakyat kepada pemimpin dibatasi oleh beberapa persyaratan, yaitu:
1. Pemimpin dimaksud memiliki komitmen kepada syari’at Islam dengan menerapkannya dalam kehidupan.
Ali bin Abi Thalib berkata, “Wajib bagi imam (pemimpin) memerintah dengan aturan yang diturunkan Allah Swt. dan menyampaikan amanah. Apabila ia melaksanakan demikian, maka wajib bagi rakyat menaatinya.”
2. Pemimpin harus adil.
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا(النساء:58(
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (QS An-Nisa`: 58)
Pemimpin dimaksud tidak menyuruh manusia melakukan maksiat. Islam menyuruh kita melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Maka ketika ada pemimpin mengajak dan membiarkan kemaksiatan merajalela, seperti minuman keras, zina, riba, korupsi, dan bentuk kejahatan lainnya, maka kita tidak boleh menaatinya. Sebaliknya, kita harus meluruskannya. Laa thaa’ata limakhuluuqin fii ma’shiyatil khaliq (tidak ada ketaatan kepada pemimpin yang mengajak maksiat kepada Allah SWT).
Di masyarakat kita yang paternalistik ini, kadang masyarakat kurang bisa mengaktualisasikan ketaatan mereka kepada pemimpinnya. Sekelompok orang menindas, menganiaya, dan meneror kelompok lain atas perintah pemimpinnya. Harus ada gerakan yang mengingatkan pemimpin zalim seperti itu, dan menyadarkan pengikutnya agar tidak menaati kemaksiatan yang diperintahkan oleh pemimpinnya.
B. Persamaan dan Perbedaan kepemimpinan
1. Kepemimpinan Dalam Prespektif Islam
Nabi Muhammad SAW merupakan sosok pemimpin yang terkenal dengan kearifannya, sifat beliau yang menonjol dalam kepemimpinannya, tidak saja di akui oleh orang-orang islam sendiri tapi juga diakui oleh orang-orang orientalis barat yang nota bene mereka adalah orang-orang yang menentang islam, hal ini memberi gambaran kepada kita bahwasannya kepemimpinan dalam islam bukan saja hasilnya hanya dirasakan oleh umat islam itu sendiri , akan tetapi dirasakan oleh umat non muslim, Kepemimpinan islam memberikan prospek yang cerah bagi kelangsungan hidup manusia di Era Globalisasi sekarang ini yang sarat dengan krisis kepemimpinannya dan dekadensi moral akibat ulah-ulah para penguasa yang tidak bertanggung jawab. Dan perlu difahami pula bahwasannya seseorang dikatakan sebagai pemimpin manakala ia benar-benar beriman dan bertaqwa kepa Allah swt, dan inilah yang membedakan antara kepemimpinan dalam islam dan kepemimpinan menurut teori orang-orang barat.
Seorang pemimpin dalam islam itu tidak boleh terlepas ciri-ciri berikut ini sebagai pedoman dalam memilih calon pemimpin masa depan:
1) Setia; Pemimpin dan orang yang dipimpin terikat kesetiaan kepada Allah.
2) Tujuan; Pemimpin melihat tujuan organisasi bukan saja berdasarkan kepentingan kelompok tetapi juga dalam ruang lingkup tujuan Islam yang lebih luas.
3) Berpegang pada Syariat dan Akhlak Islam; Pemimpin terikat dengan peraturan Islam, boleh menjadi pemimpin selama ia berpegang pada perintah syariat. Waktu mengendalikan urusannya ia harus patuh kepada adab-adab Islam, khususnya ketika berurusan dengan golongan oposisi atau orang-orang yang tak sepaham.
4) Pengemban Amanah; Pemimpin menerima kekuasaan sebagai amanah dari Allah yang disertai oleh tanggung jawab yang besar. Qur’an memerintahkan pemimpin melaksanakan tugasnya untuk Allah dan menunjukkan sikap baik kepada pengikutnya.
الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَءَاتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الأُمُورِ(الحج:41(
“Yaitu orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka, niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah perbuatan yang mungkar… “(QS.22:41).
2. Pemimpin Dalam presfektif Orientalis Barat
Pada dasarnya prinsip kepemimpinan dalam presfektif barat hampir sama dengan kepemimpinan dalam presfektif islam, untuk mencapai suatu keberhasilan dalam merealisasikan visi dan misi suatu perkumpulan atau organisasi, akan tetapi sebagai mana di jelaskan diawal tadi, bahwasannya kepemimpinan dalam islam bukan saja hanya mengurus masalah duniawi semata akan tetapi berkenaanpula dengan masalah akhirat juga, atau lebih spesifik lagi berkenaan dengan tanggung jawabnya selaku pemimpin kepada Allah swt, dalam artian pemimpin dalam islam bukan saja bertanggung jawab ketika didunia tapi ia juga harus bertanggung jawab membawa umatnya kejalan yang benar yang diridhai oleh Allah swt, sehingga selamat nanti diakhirat kelak. Berbeda dengan kepemimpinan dalam prespektif barat, mereka meyatakan bahwasannya seorang pemimpin ialah orang yang mampu mengendalikan massa, dan mampu menguasai mereka, tanpa menghiraukan penderitaan anggotanya atau organisasi-organisasi lainnya, yang penting dia merasa senang, walaupun harus tertawa diatas penderitaan orang lain, seperti yang telah dilakukan oleh pemimpin-pemipin barat, diantaranya, adolf Hitler, naji, josh.w.bush, dan lain-lain.
Akibat menyerapnya teori-teori kepemimpinana yang dibawa oleh orang-orang barat, kedalam pemahaman orang-orang muslim, ini mengakibtkan terjadinya, ketimpangan dalam memahami, ajaran kepemimpinana islam, seperti contoh kasus, boleh tidaknya seorang wanita menjadi pemimpin, ini merupakan problem yang sangat fundamental, di dalam masyarakat kita sekarang, dan ini menjadi tugas kita, untuk kembali meluruskan, pemahaman tentang kepemimpinan menurut ajaran islam, yang berlandaskan AL-Quran dan sunnah.
C. Kepemimpinan Rasulullah
Sejak manusia berada dipermukaan bumi ini, hasratnya ingin mengetahui segala hukum dan kodrat alam yang terdapat disekitarnya, besar sekali. Makin dalam ia meneliti, makin tampak kepadanya kebesaran alam itu, melebihi yang semula. Kelemahan dirinya makin tampak pula dan keangkuhannya pun makin berkurang.
Demikianlah, Nabi yang membawa Islam itu pun sama pula dengan alam ini. Sejak bumi ini menerima cahaya Nabi, para ulama berusaha mencari segi-segi kemanusiaan yang besar daripadanya, mencari nilai-nilai Asma-Allah dalam pemikirannya, dalam akhlaknya, dalam ilmunya. Dan kalaupun mereka mapu mencapai pengetahuan itu seperlunya, namun sampai kini pengetahuan yang sempurna belum juga mereka capai. Perjuangan yang mereka hadapi masih panjang, jaraknya masih jauh, jalannya pun tak berkesudahan.
Kenabian adalah anugrah Tuhan, tak dapat dicapai dengan usaha. Akan tetapi ilmu dan kebijaksanaan Allah yang berlaku, diberikan kepada orang yang bersedia menerimanya, yang sanggup memikul segala bebannya. Allah lebih mengetahui dimana risalah-Nya itu akan ditempatkan. Muhammad SAW sudah dipersiapkan membawa risalah atau misi itu keseluruh dunia, bagi si hitam dan si putih, bagi si lemah dan si kuat. Ia disiapkan membawa risalah agama yang sempurna, dan dengannya menjadi penutup bagi para nabi dan rasul, yang hanya satu-satunya menjadi sinar petunjuk, sekalipun nanti langit akan terbelah, bintang-bintang akan runtuh dan bumi inipun akan berganti dengan bumi dan angkasa lain.
Kesucian para nabi dalam membawa risalah dan meneruskan amanah wahyu, adalah masalah yang tak dapat dimasuki oleh kaum cendekiawan. Bagi para nabi, sudah tidak ada pilihan lain. Mereka menerima risalah dan amanah, dan itu harus disampaikan, sesudah mereka diberi cap dengan stempel kenabian. Tugas menyampaikan amanah itu sudah menjadi konsekuensi wajar bagi seorang nabi, yang tak dapat dielakkan. Akan tetapi, tidak selamanya wahyu itu menyertai para nabi dalam tiap perbuatan dan kata-kata mereka. Mereka juga tidak bebas dari kesalahan. Bedanya dengan manusia biasa, Allah tidak membiarkan mereka hanyut dalam kesalahan itu sesudah sekali terjadi, dan kadang mereka segera mendapat teguran.
Muhammad SAW telah mendapat perintah Tuhan guna menyampaikan suatu amanah, dengan tidak dijelaskan jalan yang harus ditempuhnya, baik dalam cara menyampaikan risalah atau dalam cara mempertahankannya. Pelaksanaannya diserahkan kepadanya, menurut kemampuan akal, pengetahuan dan kecerdasannya, sebagaimana yang sering dilakukan oleh kaum cerdik pandai lainnya. Kemudian datang wahyu yang memberikan penjelasan secara tegas tentang segala sesuatu mengenai Dzat Tuhan, keesaan-Nya, sifat-sifat-Nya serta cara-cara beribadat. Tetapi tidak demikian tata cara kemasyarakatan, dalam keluarga, tentang desa, kota, dan tentang Negara, baik yang berdiri sendiri maupun yang terikat oleh Negara-negara lain.
Disamping itu masih banyak sekali bidang lain yang harus diselidiki sehubungan dengan kebesaran Nabi SAW sebelum datangnya wahyu. Juga tidak kurang kebesaran itu yang harus diselidikinya sesudah datangnya wahyu. Ia menjadi utusan Tuhan dan mengajak orang kepadanya.. Ia menjadi pemimpin umat Islam, menjadi panglima perangnya; ia menjadi mufti, menjadi hakim dan organisator seluruh jaringan komunikasi dalam hubungan sesamanya dan antarbangsa. Dalam segala hal beliau dapat menegakkan keadilan. beliau mempersatukan bangsa-bangsa dan kelompok-kelompok, sesuai dengan yang dapat diterima akal sehatnya. Ia menjadi lambang kefasihan, yang menyebabkan para ahli dalam bidang itu harus takluk dan menundukan kepala, mengakui kebesaran dan kedahsyatannya. Akhirnya beliau melepaskan dunia fana ini dengan rela hati atas pekerjaannya, yang juga sudah mendapat kerelaan Allah dan kaum Muslimin.
D. Kepemimpinan Setelah Rasulullah SAW
Para sahabat Nabi Muhammad SAW dan salafus shalih sudah lama tiada, namun keteladanan mereka di tulis oleh tinta emas sehingga menjadi teladan bagi kehidupan umat Islam generasi berikutnya. Kesalehan mereka sangat luar biasa, tak heran apabila diantara mereka ada yang sudah di jamin masuk surga, salah satunya yaitu Umar Bin Khatab, dia seorang pemimpin setelah Rasulullah yang adil dan bijaksana dalam memimpin umat. Beliau berasal dari kabilah Quraisy dan berasal dari suku Bani Hasyim.
Seperti kita ketahui hampir seluruh kriteria seorang pemimpin beliau miliki, karena di bawah kepemimpinannya umat hidup sejahtera dan tiada kurang suatu apapun. Dan dia tidak pernah marah apabila ada seorang rakyat yang mengoreksi apabila ia melakukan kesalahan, sebagai contoh ketika beliau diangkat menjadi khalifah setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq beliau berpidato dihadapan rakyatnya, dalam pidatonya beliau mengatakan :
“segala puji bagi Allah penguasa seluruh alam. Salam dan sejahtera semoga Allah limpahkan atas panutan agung Muhammad Saw. Pada kesempatan ini aku ingin menyampaikan amanah kepada kamu sekalian wahai kaum muslimin. Kalian semua ibarat unta yang bertali, untuk itu kalian akan menurut saja kemana orang yang memegang tali itu. Aku akan membawa kalian semua ke jalan yang benar yang diridhoi Allah Swt. Oleh karena itu apabila kalian melihat aku melakukan keslahan yang menyimpang dari perintah Allah dan Rasul-Nya, maka luruskanlah”, setelah berbicara tiba-tiba berdirilah seorang laki-laki dan berkata, ”wahai umar, aku bersumpah akan meluruskan mu dengan pedangku ini jika engkau menyimpang”. Mendengar kata-kata itu seorang sahabat lainnya berkata, ”wahai sahabat janganlah engkau berkata kasar kepada khalifah.” kemudian umar berkata, ”terima kasih, aku sangat senang kepadamu rupanya diantara rakyat masih ada yang mempunyai keberanian, aku patut memberikan penghargaan padamu.”
Dari kutipan kisah diatas dapat kita simpulkan bahwa beliau memang seorang yang bijaksana, karena dia tidak melihat kedudukan seseorang dalam memberi nasihat.
Selain bijaksana beliaupun seorang yang sangat perhatian terhadap rakyatnya, itu dibuktikan dengan seringnya beliau mengadakan inspeksi mendadak untuk mengetahui keadaan rakyatnya. Dalam salah satu inspeksinya beliau pernah mendapati seorang ibu dari sebuah keluarga, yang merebus batu seolah-olah dia kelihatan sedang menanak nasi, karena tidak punya makanan lagi yang bisa di makan. Hal itu dilakukan untuk menghentikan tangis anak-anaknya yang kelaparan. Saat itu juga khalifah Umar dengan sigap mengambil gandum dari baitu Mal untuk mencukupi kebutuhan keluarga itu. Gandum itu beliau panggul sendiri, walaupun pengawalnya melarang. Beliau berfikir bahwa kejadian ini akibat kelalaian beliau dalam mengurus umat. Oleh karena itu dia tidak mau apabila tanggung jawabnya dibebankan pada bawahannya, beliau takut bagaimana nanti beliau mempertanggung jawabkannya dihadapan Allah Swt kelak pada hari perhitungan.
Disisi lain, dalam masa kepemimpinannya kekuasaan kaum muslimin semakin luas. Kekuatan politik dan militer umat muslim pada saat itu sangat berkembang pesat dan mampu melawan kekuatan-kekuatan kufur dan musyrik yang menghalangi meluasnya dakwah islam, pada masa itu pula wilayah-wilayah yang sebelumnya menolak dakwah islam akhirnya dapat ditaklukan dan menjadi bagian dari negara yang dipimpin oleh Umar. Negara-negara yang berhasil ditundukan itu diantaranya :
•Di negri Syam antara lain, Alyarmuk, Basra, Damaskus, Yordania, Bisan, Thobariyah, Aljabiyah, Palestina, Ramlah, Asqolan, Gaza, Tepi-tepi laut, Baitil maqdis.
•Di Afrika yaitu negri Mesir, Iskandariyah, Tripoli barat (Libia), Barqoh.
•Di Irak dan Persia, yaitu negri Alqadisiyah, Hirah, seluruh persia, Armenia, Almausil, delta sungai eufrat dan dajla, Khurasan, Albasrah, Nisabur, Azerbejan, Nahawind, Ashbahan, Hamadzan dan lain-lain.
Umar sendiri tidak pernah mempunyai rasa takut pada orang-orang yang berkuasa pada saat itu dan ia pun tak segan-segan untuk meluruskan mereka apabila mereka melakukan kesalahan.
Itulah sedikit mengenai salah seorang sahabat yang dijamin masuk surga yaitu Umar Ibnu Khattab. Dan beliau merupakan salah satu pemimpin pada masa kepemimpinan khalifah yang berjalan sesuai dengan manhaj kenabian, periode ini merupakan periode khulafaur-rasyidun. Berlangsung lebih kurang 40 tahun, yaitu sejak diangkatnya Abu Bakar Asy-siddiq sebagai khalifah hingga wafatnya khalifah Ali bin Abi Thalib.
Pada akhirnya Umar menemui sang Khaliq pada usia 63 tahun sama seperti sahabat Abu Bakar dan Rasulullah. Beliau dibunuh ketika beliau akan sholat subuh di mihrab pada hari rabu, tepatnya tanggal 26 Dzulhijjah tahun 23 Hijriyah, beliau ditikam oleh seorang majusi yang bernama Abu Lu’luah atau firaus yang berasal dari parsi (satu wilayah di Romawi). Tetapi dalam keadaan kritis setelah di tikam, ketika diingatkan waktu sholat beliau segera melaksanakannya. Setelah itu beliau bertanya pada kepada sahabatnya mengenai orang yang mencoba membunuhnya, dan sahabat pun menjawabnya bahwa orang yang mencoba membunuh umar yaitu Abu lu’luah Almajusi seorang pelayan Almughirah bin syu’bah, ketika mendengarnya Umar bahagia dan mengucap ”Alhamdulillah” karena dia berfikir bahwa yang menjadikan wafatnya ialah orang yang mengaku beriman tetapi ia tidak pernah bersujud pada Allah.
Setelah tiga hari setelah kejadian penikaman itu beliau baru meninggal, dan akhirnya Khalifah Umar berhasil memimpin umatnya selama 10 tahun 6 bulan 5 hari, dan beliau mempunyai anak sebanyak 13 orang, 9 laki-laki dan 4 orang perempuan.
BAB III
PEMBAHASAN
Pemimpin dan kepemimpinan merupakan persoalan keseharian dalam kehidupan bermasyarakat, berorganisasi / berusaha, berbangsa dan bernegara. Kemajuan dan kemunduran masyarakat, organisasi, usaha, bangsa dan megara antara lain dipengaruhi oleh para pemimpinnya. Oleh karena itu sejumlah teori tentang pemimpin dan kepemimpinanpun bermunculan dan kian berkembang.
Islam sebagai rahmat bagi seluruh manusia, telah meletakkan persoalan pemimpin dan kepemimpinan sebagai salah satu persoalan pokok dalam ajarannya.
Beberapa pedoman atau panduan telah digariskan untuk melahirkan kepemimpinan yang diridai Allah swt, yang membawa kemaslahatan, menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat kelak.
Sejarah Islam telah membuktikan pentingnya masalah kepemimpinan ini setelah wafatnya Baginda Rasul. Para sahabat telah memberi penekanan dan keutamaan dalam melantik pengganti beliau dalam memimpin umat Islam. Umat Islam tidak seharusnya dibiarkan tanpa pemimpin. Sayyidina Umar R.A pernah berkata, “Tiada Islam tanpa jamaah, tiada jamaah tanpa kepemimpinan dan tiada kepemimpinan tanpa taat”.
Pentingnya pemimpin dan kepemimpinan ini perlu dipahami dan dihayati oleh setiap umat Islam di negeri yang mayoritas warganya beragama Islam ini, meskipun Indonesia bukanlah negara Islam.
A. Ayat-Ayat Tentang Kepemimpinan
Allah SWT telah memberi tahu kepada manusia, tentang pentingnya kepemimpinan dalam islam, sebagaimana dalam Al-Quran kita menemukan banyak ayat yang berkaitan dengan masalah kepemimpinan.
Mari kita simak dan tadaburi diantaranya! Firman Allah SWT:
• وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ(البقرة:30(
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (Al Baqarah: 30)
Ayat ini mengisyaratkan bahwa khalifah (pemimpin) adalah pemegang mandat Allah SWT untuk mengemban amanah dan kepemimpinana langit di muka bumi. Ingat komunitas malaikat pernah memprotes terhadap kekhalifahan manusia dimuka bumi.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاًً(النساء:59)
” Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah SWT dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah SWT (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah SWT dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS An-Nisa: 59)
Ayat ini menunjukan ketaatan kepada ulil amri (pemimpin) harus dalam rangka ketaatan kepada Allah SWT dan rasulnya.
Yahya (2004:14) mengkaji ayat ini dengan berpendapat bahwa Kata “al-amr” dalam ayat itu artinya: urusan, persoalan, masalah, perintah. Ini menunjukan bahwa pemimpin itu tugas utamanya dan kesibukan sehari-harinya yaitu mengurus persoalan rakyatnya, menyelesaikan problematika dan masalah yang terjadi ditengah tengah masyarakat serta memiliki wewenang mengatur, memenej dan menyuruh bawahan dan rakyat.
Kata minkum menurut Yahya (2004:14) yang berarti diantara kalian, mengisyaratkan bahwa pemimpin suatu masyarakat lahir dan muncul dari masyarakat itu sendiri. Pemimpin merupakan cermin masyarakat yang dipimpinnya serta ia selalu dekat dan bersama dengan masyarakatnya dalam suka maupun duka.
• يَادَاوُدُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلا تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ(ص:26)
” Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah SWT. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah SWT akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.” (Qs Shad: 26)
Ayat ini mengisyaratkan bahwa: salah satu tugas dan kewajiban utama seorang khalifah adalah menegakkan supremasi hukum secara Al-Haq. Seorang pemimpin tidak boleh menjalankan kepemimpinannya dengan mengikuti hawa nafsu. Karena tugas kepemimpinan adalah tugas fi sabilillah dan kedudukannyapun sangat mulia.
• وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا(الفرقان:74(
“Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”.. (QS Al Furqan: 74)
Ayat ini mengisyaratkan bahwa: Pada prinsipnya boleh-boleh saja seorang memohon kepada Allah SWT agar dijadikan pemimpin. Dan karena ia memohon kepada Allah SWT maka ia harus menjalankan kepemimpinannya sesuai keinginan Allah SWT. Yang dilarang adalah meminta kedudukan padahal ia tidak punya kompetensi dan kemampuan dalam bidang itu.
Yahya (2004:16) menyatakan bahwa: Kalau masyarakat suatu negri bertaqwa, maka insya Allah yang muncul adalah pemimpin yang bertaqwa pula. Telah menjadi kaidah bahwa pemimpin adalah cerminan dari orang-orang yang dipimpin secara umum. Jadi kalau mau pemimpin yang baik maka perbaiki rakyat dan masyarakat. Disinilah perlu adanya pembinaan dengan pendidikan agama yang dimulai dari keluarga.
• وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ(النور:55(
” Dan Allah SWT telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (Qs An Nur: 55)s
Ayat ini mengisyaratkan bahwa: Al Khilafah atas dasar kebenaran dan keadilan pada akhirnya akan kembali kepangkuan orang orang beriman dan beramal shaleh. Karena salah satu sifat seorang pemimpin adalah beriman dan beramal shaleh. Dan tugasnya utamanya ialah menciptakan keamanan dan menghilangkan rasa takut serta mempasilitasi rakyatnya untuk beribadah kepada Allah SWT swt secara total
• أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ أَئِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قَلِيلاً مَا تَذَكَّرُونَ(النمل:62)
” Atau siapakah yang memperkenankan (do`a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo`a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah SWT ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati (Nya)” (QS An Naml: 62)
• يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ(13)
” Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah SWT ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah SWT Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS Al Hujurat: 13)
Ayat ini mengisyaratkan bahwa: seorang pemimpin harus memahami sosiologis dan antropologis rakyatnya, sehingga ia betul betul memahami watak dan karakter rakyat yang dipimpinnya.
jadi tugas dari pemimpin tersebut ialah memenej perbedaan dan keragaman rakyatnya sebagai aset dan kekuatan Negara. Tugas pemimpin bukanlah memaksakan kebersamaan dan persamaan. Namun, untuk mengelola perbadaan dan keragaman.
Perbedaan suku, ras dan apapun dikalangan rakyat seyogyanya menjadi ladang kompetisi untuk menjadi mulia dan bertaqwa disisi Allah SWT swt dan yang paling berperan dalam menciptakan kondisi yang kondusif untuk itu adalah pemimpin.
B. Beberapa Hadits Tentang Pemimpin Dan Kepemimpinan:
Yahya (2004:21) mengemukakan beberapa keterangan yang berkaitan dengan masalah pemimpin dan kepemimpinan yang diriwayatkan dari Rasulullah SAW:
• السّلطَانُ ظِلُّ اللهِ فِى الأَرْضِ, يَأْوِيْ اِلَيْهِ كُلُّ مَظْلُوْمٍ مِنْ عِبَادِهِ فَاِنْ عَدِلَ كَانَ لَهُ الأَجْرُ, وَكَانَ – يَعْنِى عَلَى الرَّعِيََّةِ-الشُّكْرُ. وَاِنْ جَارَ أَوْ حَافَ أَوْ ظَلَمَ كَانَ عَلَيْهِ الوِزْرُ, وَعَلَى الرَََّعِيَّةِ الصَََََََّبْرُ. وَاِذَا جَارَتْ الوُلاَةُ قَحَطِتْ السَّمَاءُ. وَاِذَا مُنِعَتْ الزَّكَاةُ مَلَكَتِ المَوَاشِي. وَاِذَا ظَهَرَ الزَِّنَا ظَهَرَ الفَقْرُ وَالمَسْكَنَةُ.
“Pemimpin adalah bayangan Allah SWT dimuka bumi. Kepadanya berlindung orang orang yang teraniyaya dari hamba hamba Allah SWT, jika ia berlaku adil maka baginya ganjaran, dan bagi rakyat hendaknya bersyukur. Sebaliknya apabila ia curang (zalim) maka niscaya dosalah baginya dan rakyatnya hendaklah bersabar. Apabila para pemimpin curang maka langit tidak akan menurunkan berkahnya. Apabila zina meraja lela, maka kefakiran dan kemiskinan pun akan merajalela.(HR. ibnu majah dari abdulah bin umar)”
Yahya (2004:22) mengartikan bahwa: Kata “bayangan Allah SWT” mengisyaratkan bahwa pemimpin adalah perwakilan Allah SWT dimuka bumi ini. Dan juga mengisyaratkan bahwa pemimpin harus selalu dekat kepada Allah SWT.
Kata “rakyat hendaknya bersyukur” menurutnya mengisyaratkan bahwa wujud pemimpin yang adil adalah nikmat dari Allah SWT yang patut disyukuri.
Dan kata “rakyat hendaknya bersabar” mengisyaratkan bahwa kelak akan muncul pemimpin yang tidak becus.
• خِيَارُ أَئِِِمَّتَكُمْ الَّذِيْنَ تُحِبُّوْنَهُمْ وَيُحِبُّّوْنَكُمْ, وَتُصَلُّوْنَ عَلَيْهِمْ وَيُصَلُّوْنَ عَلَيْكُمْ . وَشِرََََارُ اَئِمَّتَكُمْ الَّذِيْنَ تَبْغَضُوْنَهُمْ وَيَبْغَضُوْنَكُمْ, وَتَلْعَنُوْنََهُمْ وَيَلْعَنُوْنَكُمْ.
“sebaik-baik pemimpin diantara kalian ialah pemimpin yang kalian cintai dan mencintai kalian, kalian mendo’akannya dan merekapun mendo’akan kalian, dan seburuk buruknya pemimpin diantara kalian ialah pemimpin yang kalian benci dan membenci kalian, kalian melaknatnyadan mereka pun melaknat kalian”.(HR Muslim dari ‘auf bin malik)
Hadits ini mengisyartkan bahwa: salah satu ciri pemimpin yang baik ialah dicintai dan dido’akan oleh rakyatnya, dan begitu pula sebaliknya. Diantar ciri pemimpin yang buruk ialah yang dibenci dan dilaknat oleh rakyatnya, dan begitu pun sebaliknya.
C. Periodesasi Kepemimpinan Menurut Rasulullah SAW
Rasulullah SAW bersabda:
” akan terjadi diantara kalian kepemimpinan nabi, kemudian kepemimpinan khalifah, kemudian kepemimpinan raja yang yang menggigit (reprensif) kemudian kepemimpinan raja yang dictator, kemudian kepemimpinan khilafah yang berjalan sesuai dengan manhaj kenabian” (HR Ahmad Dari Hudzaifah)
Hadits ini dikuatkan oleh firman Allah SWT
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ(55)
“Maka di antara mereka (orang-orang yang dengki itu), ada orang-orang yang beriman kepadanya, dan di antara mereka ada orang-orang yang menghalangi (manusia) beriman kepadanya. Dan cukuplah (bagi mereka) Jahannam yang menyala-nyala apinya.” (Qs An Nuur :55)
Hadits diatas mengisyaratkan bahwa uamt islam akan melalui lima periode atu model kepemimpinan secara berkesinambungan dan bergantian hingga hari akhir tiba. Yahya (2004:53) mengatakan bahwa Kelima periode yang dimaksud ialah:
1) Kepemimpinan Nabi : periode ini berlangsung ± 23 tahun, yaitu dari sejak diangkatnya Rasul SAW sebagai nabi dan rasul hingga wafatnya.
2) Kepemimpinan Khalifah yang berjalan sesuai dengan manhaj kenabian. Periode ini adalah periode Al-Khulafaur Ar-Rosyidiin. Berlangsung kurang lebih 40 tahun yaitu sejak diangkatnya Abu Bakar sebagai khalifah hingga wafatnya Ali Bin Abi Thalib
3) Kepemimpinan Raja Yang Menggigit: raja yang menggigit berarti raja yang secara formalitas keagamaan masih berpegang teguh pada symbol-symbol Islam, Al Quran dan Sunah namun pada pelaksanaannya sudah jauh melenceng dari nilai-nilai Islam itu sendiri. Disini kata menggigit berarti berpegang teguh. Raja yang menggigit berarti juga bahwa raja tersebut buas dan kejam terhadap rakyat nya. Gigitannya menyakitkan rakyat. Wallahu a’lam, periode raja yang menggigit ini berlangsung kurang lebih 14 abad, yaitu dari sejak wafatnya khalifah ali sampai runtuhnya kekhalifahan turki usmani (ottoman) pada tahun 1924.
4) Kepemimpinan Raja Yang Diktator. periode ini berlangsung sejak runtuhnya Kekhalifahan Turki Usmani hingga sekarang dan entah kapan berakhirnya hanya Allah SWT yang tahu.
5) Kepemimpinan Khalifah Yang Berjalan Sesuai Dengan Manhaj Kenabian. Periode ini insya Allah akan mengulangi kembali sistim kepemimpinan Al-Khulafaur Rosyidin, kita tidak tahu kapan waktunya. Namun kita yakin bahwa prediksi dari rasul pasti benar dan akan terjadi.
D. Persyaratan Pemimpin Dalam Islam
Yahya (2004:55) mengutarakan persyaratan mengenai pemimpin dalam islam:
1. Adil
1.1. Adil yang merupakan lawan dari dzalim
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا(النساء:58(
” Sesungguhnya Allah SWT menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah SWT memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah SWT adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Qs An Nisa: 58)
Adil dalam hal ini masih bersisfat umum. Karena bisa saja orang yang non muslim tetapi memiliki sifat adil, makna tersebut dapat ditangkap melalui ungkapan Umar Bin Khatab: kita lebih berhak berlaku adil daripada sang kaisar” dan juga dalam ungkapan rasul mensinyalir an-najasyi (raja habasah)” sesungguhnya dinegeri itu terdapat raja yang adil”
1.2. Adil yang merupakan lawan dari fasiq
فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمْسِكُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ أَوْ فَارِقُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ وَأَشْهِدُوا ذَوَيْ عَدْلٍ مِنْكُمْ وَأَقِيمُوا الشَّهَادَةَ لِلَّهِ ذَلِكُمْ يُوعَظُ بِهِ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا(الطلاق:2)
” Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah SWT. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhirat. Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah SWT niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar.” (Qs At Thalaq : 2)
Adil dalam pengertian ini bersifat lebih khusus.artinya, hanya dimiliki oleh orang beriman. Konklusinya, “setiap orang adil (lawan fasiq) pasti adil (lawan dzalim). Namun, tidak setiap adil pasti adil”. dari sifat adil tersebutjelas, bahwa adil yang dimaksud adalah (adil) yang merupakan lawan dari fasiq. Yang pada gilirannya akan muncul sifat-sifat mulia lainnya, seperti: persahabatan, mudah bergaul, gemar silaturrahmi, kerja sama yang baik dalam mengambil keputusan , lemah-lembut, ibadah, meninggalkan kebencian, anti kejahatan, dan kekerasaan, anti permusuhan, jauh dari pembicaraan yang tidak manfaat, giat dan bekerja keras mencari nafkah halal dan sebagainya.
Dengan demikian kita dapat paham bahwa betapa berat persyaratan yang harus terpenuhi dalam diri seorang pemimpin. Adalah logis dan sangat wajar apabila seseorang memenuhi criteria itu (atau sebagian dari sifat itu) kita pilih dan kita angkat menjadi imam kita. Pemimpin seperti itulah yang akan menjadi mediator dan pasilitator kebahagian kita dunia dan akhirat.
2. Laki-laki:
Rasulullah SAW bersabda “tidak akan bahagia suatu kaum yang dipimpin oleh wanita”. Hadits ini banyak memunculkan banyak kontroversi, terlebih dikalangan kaum feminis, mestinya hadits ini difahami dengan pendekatan iman, jika tidak yang muncul adal Su-Uddzon kepada Rasulullah SAW. Bagi sorang yang beriman hadits ini sangat jelas dan gamblang karena mereka yakin bahwa Rasulullah SAW tidak mengucapkan segala sesuatu berdasarkan hawa nafsu melainkan dengan wahyu.
3. Merdeka (tidak berstatus budak).
Merdeka dari segala belenggu lahir dan bathin. sehingga tidak ada gangguan dan tekanan dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya.
4. Baligh / dewasa
5. Berakal sehat / tidak cacat mental.
Pada era globalisasi dan serba canggih ini pendidikan tinggi dan kecerdasaan merupakan sebuah keharusan. Seorang tokoh islam pernah berkata: “pemimpin yang korup akan menyengsarakan rakyat, pemimpin yang bodoh akan menghancurkan rakyat”
6. Bisa menjadi hakim.
Baik dalam penguasaan terhadap ilmu hukum maupun dalam mengambil keputusan lewat sebuah ijtihad.
7. Punya keahlian militer, persenjataan dan urusan perang.
Salah satu tugas pemimpin adalah menjaga keamaaanan dan melindungi rakyat, karena itu pemimpin harus mahir dalam bidang militer.
8. tidak cacat fisik
وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ إِنَّ اللَّهَ قَدْ بَعَثَ لَكُمْ طَالُوتَ مَلِكًا قَالُوا أَنَّى يَكُونُ لَهُ الْمُلْكُ عَلَيْنَا وَنَحْنُ أَحَقُّ بِالْمُلْكِ مِنْهُ وَلَمْ يُؤْتَ سَعَةً مِنَ الْمَالِ قَالَ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَاهُ عَلَيْكُمْ وَزَادَهُ بَسْطَةً فِي الْعِلْمِ وَالْجِسْمِ وَاللَّهُ يُؤْتِي مُلْكَهُ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ(البقرة:247)
” Nabi mereka mengatakan kepada mereka: “Sesungguhnya Allah SWT telah mengangkat Thalut menjadi rajamu”. Mereka menjawab: “Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang banyak?” (Nabi mereka) berkata: “Sesungguhnya Allah SWT telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa.” Allah SWT memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah SWT Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.” (Qs Albaqarah: 247)
قَالَتْ إِحْدَاهُمَا يَاأَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ(القصص:26(
“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”. (Qs Al Qashash :26.)
E. Istiah Kontemporer Tentang Pemimpin:
Yang dimaksud adalah gelar yang biasa ditujukan untuk para pemimpin, yaitu: Rais Ad Daulah (presiden), Malik, Sulthan
1. Pemimpin yang kita dambakan tidak mesti bergelar dengan istilah klasik seperti khilafah, imam dan lain-lain. Tidak dilarang memakai istilah kontemporer. Karena yang terpenting bagi rakyat adalah substansi. Apalah arti sebuah nama dan istilah.
2. Apapun nama, gelar dan istilah seorang pemimpin selama membawa pesan kepemimpinan yang adil, maka itulah pemimpin yang islami. Dan begitupun sebaliknya. Biar pakai nama Al-Quran atau Hadits, namun prilakunya bobrok, curang, dzalim maka ia adalah musuh islam.
F. Pemecahan Masalah
Setelah meruntut satu persatu materi diatas, ternyata ada masalah yang muncul, yaitu mengenai eksistensi kepemimpinan menurut ketentuan hukum islam, apakah permasalahan yang timbul dinegara Indonesia saat ini adalah konsekuensi dari hilangnya nilai-nilai hukum islam yang seharusnya sangat kuat kedudukannya dalam hukum Negara kita, yang mayoritas masyarakatnya adalah beragama islam, ataukah karena sulitnya hukum Negara kita untuk tidak berkiblat pada hukum yang diciptakan oleh para orientalis barat, yang notabene jalur pemikiran dan kebudayaannyapun berbeda jauh dengan bangsa Indonesia.
Untuk itu kami mencoba mengemukakan beberapa alternatif solusi sebagai berikut:
1. Menciptakan kondisi masyarakat yang secara perlahan dapat terarahkan untuk memiliki semangat perubahan untuk menuju bangsa yang lebih baik dan mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap Islam.
2. Mendidik masyarakat sehingga diharapkan terbentuk pribadi masyarakat yang unggul dan berkualitas, karena bagaimanapun sosok pemimpin akan bermula dari masyarakat itu sendiri.
3. Menyadari secara total bahwa perubahan yang telah dilakukan saat ini ternyata masih sangat jauh dari tujuan yang diharapkan, oleh karena itu masih sangat banyak lagi usaha yang perlu dilakukan untuk perbaikan-perbaikan lainnya.
4. Siapapun dan dari kelompok manapun sosok pemimpin, seyogyanya dia dapat meprioritaskan rasa tanggung jawab diatas segalanya, baik terhadap tuhan, masyarakat yang dipimpinnya, maupun terhadap lawan eksternal (lawan politiknya) dan juga lawan internal (lawan dari nafsu serakah dalam dirinya untuk berkuasa dan berbuat dzolim).
BAB IV
KESIMPULAN
Sejarah islam mencatat, keberhasilan para pemimpin dikalangan umat islam, khususnya ketika zaman Rasulullah SAW. Konsep kepemimpinan ini masih menjadi sebuah tanda tanya besar dikalangan umat islam sendiri, apalagi ditambah dengan, semakin hilangnya pigur-pigur, dan tokoh-tokoh yang mahir dalam kepemimpinan, perbedaan tersebut karena di pengaruhi oleh, ajaran-ajaran orng barat yang mencoba untuk mengikis habis, pemahaman asli umat islam terhadap kepemimpinan.
Seiring dengan bergantinya zaman, maka bergantipulalah sistem kepemimpinan, akan tetapi bagi umat islam sistem kepemimpinana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnyalah, sistem yang paling baik dan akurat, dengan tidak mengenyampingkan sistem-sistem baru yang memang itu sejalan dengan yang dicontokan rasul, dan diajarkan didalam Al-Quran.
Akan tetapi kini, banyak umat islam yang mencoba menerapkan sistem baru, yang bervariasi ragamnya, yang jelas itu tidak sejalan dengan apa yang telah dianjurkan Rasulullah SAW.
Perlu ditekankan disini, bahwa sebuah sistem betapapun baiknya tanpa dijalankan oleh pemimpin yang baik tentu tidak akan jalan. Seperti saat ini, betapa banyak dan lengkap perangkat hukum di negara yang kita cintai, namun mengapa semuanya amburadul. Bukankah semua itu karena tak ada pemimpin yang mumpuni?.
System adalah kata lain dari aturan main. Maka sangat tidak mungkin aturan main yang dibuat dan cocok untuk bangsa lain dapat dipakai dan diterapkan dalam sebuah Negara yang telah memiliki system tersendiri. Dan jika kita tetap berharap dan berusaha lebih keras, bukan suatu keniscayaan apabila suatu saat nanti akan terbentuk suatu pemimpin dan kepemimpinan yang menjunjung tinggi nilai-nilai hukum Allah yang mendasarkan segala aspek kehidupan hanya dengan Al-Quran dan As-Sunnah, seperti yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, N. (1990). “Ilmuan Muslim Sepanjang Sejarah“. Bandung: Mizan.
Departemen pendidikan agama republic Indonesia. (2004). “Al-Quran dan Terjemah Al-Jumanaatul ‘Alii”. Bandung: Jumanaatul ‘Ali IKAPI.
Departemen Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia. (2003). “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah”. Universitas Pendidikan Indonesia.
Hilal, S. (2005). “Ketaatan Pada Pemimpin“, Rubrik: Taujihat. Dicetak dari PK-Sejahtera [Online] 33. Tersedia: http://pk-sejahtera.org. Dengan alamat URL: http://pk-sejahtera.org/article.php?storyid=2844 [7/2/2005].
Husain, H. (2003). “Sejarah Hidup Muhammad“ (cetakan kedua puluh delapan). Bogor: Litera AntarNusa.
Munawwir, A. (1997). “Kamus AL-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap“. Surabaya: Pustaka Progresiff.
Pranata, S. (1996). “Perang Pemikiran”. Message: Laurel Heydir: “Hikmah Dalam Musibah“. Tersedia:http://www.isnet.org/archivemilis/archive96/sep96/0000.html.
Sudjana, E. (2003). “Visi Pemimpin Masa Depan: Menggagas Politik Berkeadilan”. Bandung: Penerbit Marja’.
Wahid, A. et.al. (1993). “Kontroversi Pemikiran Islam Di Indonesia”. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Yahya, R. (2004). “Memilih Pemimpin Dalam Perspektif Islam”. Jakarta: Pustaka Nawaitu

Rabu, 03 November 2010

EFEKTIFITAS LAYANAN PEMBELAJARAN BIDANG
BIMBINGAN BELAJAR DALAM MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS II
SMP NEGERI 16 SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2004/2005
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka menyelesaikan Studi Strata 1
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
wahyu
Yanar Tri Isnaeni, NIM.1314000023, FIP UNNES, Efektifitas Layanan
Pembelajaran Bidang Bimbingan Belajar Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
Siswa Kelas II SMP Negeri 16 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005.
Dalam pengambilan judul tersebut karena berdasarkan pengalaman
peneliti diketahui adanya perbedaan nilai prestasai masing-masing siswa SMP
Negeri 16 Semarang ada yang di atas rata-rata, di bawah rata-rata dan ada pula
yang berada tepat pada garis rata-rata. Salah satu penyebab kesulitan belajar siswa
mungkin karena kebiasaan belajar mereka yang belum efektif. Perlakuan yang
ditempuh dengan memberikan layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar,
untuk mengetahui kemampuan tentang prestasi siswa secara optimal, sehingga
dapat mendukung tercapaiya pendidikan yang diharapkan. Masalah dalam
peneltian ini adalah “Apakah layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar
efektif meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SMP Negeri 16 Semarang
tahun Pelajaran 2004/2005”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
seberapa besar efektifitas layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SMP Negeri 16 Semarang Tahun
Pelajaran 2004/2005.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SMP Negeri 16
Semarang sebanyak 285 siswa. Sampel penelitian sebanyak 84 siswa diambil
secara non random sampling dengan purposive sampling. Alat pengumpul data
yang digunakan adalah nilai tes akhir semester I dan II. Teknik analisis data yang
digunakan adalah t-tes. Dalam penelitian ini memilih suatu pendekatan dengan
desain “Control Metched Group Design”, dengan memberikan treatmen yang
dilakukan dengan melaksanakan layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar
sebanyak 6 kali, dengan tema layanan yang berbeda-beda. Dalam pelaksan
sebelumnya dipilih dua kelas yang memiliki nilai rata-rata yang sama, yaitu IIB
sebagai kelas eksperimen dan diberikan perlakuan IIC sebagai kelas kontrol tidak
diberikan perlakuan tetapi tetap dipantau.
Hasil analisis dengan mengunakan uji t-tes. Diperoleh t hitung untuk
pelajaran Matematika 3.01 sedang t tabel= 1.66, t hitung untuk pelajaran IPA 3.16
sedangkan t tabel = 1.66, t hitung untuk pelajaran IPS 1.72 sedang t tabel = 1.66, t
hitung untuk pelajaran B.Indonesia 1.87 sedang t tabel = 1.66. dengan demikian
hasil perhitungan data penelitian signifikan.
Simpulan yang diperoleh adalah layanan pembelajaran bidang bimbingan
belajar efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SMP Negeri 16
Semarang tahun pelajaran 2004/2005. Saran yang diajukan bagi kepala sekolah
adalah untuk mengkoordinasikan kegiatan bimbingan dengan kegiatan layanan
seperti kegiatan pembelajaran dan latihan. Bagi guru adalah untuk meningkatkan
atau lebih memperhatikan dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan layanan
pembelajaran bidang bimbingan belajar dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa. Bagi siswa agar lebih meningkatkan belajar secara baik dan mandiri agar
mampu mencapai prestasi yang memuaskan.
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi telah dipertahankan di hadapan sidang panitia ujian skripsi jurusan
Bimbingan dan konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
Semarang.
Hari : Rabu
Tanggal : 27 Juli 2005
Panitia Ujian
Ketua Panitia Sekretaris
Drs. Siswanto, M.M. Drs. Suharso, M.Pd.
NIP. 130515769 NIP 131754158
Pembimbing I Anggota Penguji
Drs. Supriyo, M.Pd. 1. Drs. Suharso, M.Pd.
NIP. 130783045 NIP. 131754158
Pembimbing II 2. Drs. Supriyo, M.Pd.
NIP. 130783045
Dra. Ninik Setyowani 3. Dra. Ninik Setyowani
NIP. 130788543 NIP. 130788543
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Moto
Bila kamu mempunyai pekerjaan yang harus dilaksanakan, pikirkanlah bahwa kau
sedang mengerjakan sesuatu yang menggembirakan.
(Penulis)
Persembahan
1. Ayahhanda Sutjipto dan Ibunda Sukartini tercinta yang senantiasa
mendoakan, mendukung dan berusaha keras demi kesuksesan
anaknya.
2. Kakakku Indah Kartika Jati dan Dwi Lukmana Jati yang selalu
memberiku semangat.
3. Keponakan kecilku Tangguh Pandita tersayang.
4. Erwan Aly Robatto Bonar yang selalu menyertai dan
mendampingiku kelak..
5. Iis, Dwi, Desi, Yayan, Mila, Bara, Rani, Eka sebagiaan harihariku
adalah bersama kalian.
6. Teman-teman Bimbingan Konseling angkatan 2000.
7. Almamater Universitas Negeri Semarang
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat ridho-
Nya skripsi dengan judul “EFEKTIFITAS LAYANAN PEMBELAJARAN
BIDANG BIMBINGAN BELAJAR DALAM MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR SISWA KELAS II SMP NEGERI 16 SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2004/2005” dapat terselesaikan.
Skripsi ini disusun dalam rangka penyelesaian studi strata S1 Jurusan
Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan di perguruan tinggi UNNES.
Penyusunan skripsi ini mudah-mudahan bermanfaat di lingkungan pendidikan dan
dapat menambah wawasan/pengetahuan bagi para pembaca.
Dalam penyusunan skripsi ini dapat berjalan lancar tanpa ada hambatan
yang berarti. Hal ini atas kerja sama, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak
yang terkait. Karena itu penyusun menyampaikan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya
kepada:
1. Dr. AT. Soegito, SH, MM, Rektor UNNES sebagai penangung jawab di
tingkat Universitas.
2. Drs. Siswanto, M.M, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang.
3. Drs. Suharso, M.Pd, Ketua Jurusan yang telah membantu kelancaran ujian
skripsi yang dilakukan.
4. Drs. Supriyo, M.Pd. Pembimbing I yang telah membimbing dan memberi
petunjuk dalam penyusunan skripsi ini.
5. Dra. Ninik Setyowani, Pembimbing II yang telah membimbing dan
mengarahkan serta memberikan saran-saran selama penyusunan skripsi ini.
6. Bapak/Ibu Dosen di lingkungan FIP Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan bekal ilmu kepada penulis.
7. Para Dosen Penguji yang telah memberi saran demi penyempurnaan skripsi
ini.
8. Drs. Ahmad Riyadi, Kepala SMP N 16 Semarang yang telah memberikan ijin
penelitian.
9. Bapak dan Ibu guru SMP Negeri 16 Semarang yang telah membantu dan
kerjasama yang baik demi kelancaran dalam kegiatan penelitian.
Dengan terselesaikannya penyusunan skripsi ini, akhirnya penyusun
menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena itu saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan.
Penyusun berharap mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi
pengembangan dalam bidang pendidikan sebagai upaya untuk mencapai tujuan
pendidikan yang berkualitas.
Semarang, Juli 2005
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
SARI ………………………………………………………………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI.................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 5
C. Penegasan Istilah ……………………………………………. 5
D. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian ................................................................... 7
F. Sistematika Skripsi................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Prestasi Belajar......................................................................... 10
B. Bimbingan Belajar ................................................................... 23
C. Layanan Pembelajaran ............................................................. 32
D. Efektifitas Layanan Pembelajaran Bidang
Bimbingan Belajar Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar..... 37
E. Hipotesis................................................................................... 39
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rencana Penelitian................................................................... 40
B. Penentuan subjek Penelitian..................................................... 43
C. Variabel Penelitian................................................................... 46
D. Pelaksanaan Proses layanan pembelajaran…………………… 49
E. Alat Pengumpul Data ............................................................... 49
F. Metode Analisis Data............................................................... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Tahap-tahap Penelitian............................................................. 52
B. Pelaksanaan Penelitian............................................................. 53
C. Hasil Penelitian ........................................................................ 54
D. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... 62
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .................................................................................. 65
B. Saran......................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 68
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat permohonan ijin penelitian ............................................................... 70
2. Surat keterangan telah selesai melaksanakan penelitian............................ 71
3. Foto pelaksanaan bimbingan...................................................................... 73
4. Jadwal pelaksanaan penelitian ................................................................... 74
5. Nilai awal II A…………………………………………………………… 75
6. Nilai awal II B …………………………………………………………… 76
7. Nilai awal II C …………………………………………………………… 77
8. Uji homogenitas populasi........................................................................... 78
9. Uji kesamaan keadaan awal dari populasi ................................................. 79
10. Uji normalitas data nilai nilai akhir kelas kontrol...................................... 81
11. Uji normalitas data nilai akhir kelas eksperimen ....................................... 83
12. Nilai Matematika kelas eksperimen dan kontrol........................................ 85
13. Uji t-tes Matmatika ................................................................................... 87
14. Nilai IPA kelas eksperimen dan kontrol .................................................. 88
15. Uji t-tes IPA ............................................................................................... 90
16. Nilai IPS kelas eksperimen dan kontrol ..................................................... 91
17. Uji t-tes IPS ............................................................................................... 93
18. Nilai B.Indonesia kelas eksperimen dan kontrol…………………………. 94
19. Ujii t-tes B. Indonsia ................................................................................. 96
20. Tabel Chi Kuadrat ...................................................................................... 97
21. Tabel Distribusi t........................................................................................ 98
22. Tabel Normalitas........................................................................................ 99
23. Satlan dan materi cara mengikuti pelajaran ............................................... 101
24. Satlan dan materi pedoman untuk belajar .................................................. 105
25. Satlan dan materi Teknik mempelajari pelajaran matematika, IPA, IPS
dan Bahasa Indonesia................................................................................. 109
26. Satlan dan materi cara mengatur waktu dan lingkungan belajar ............... 114
27. Satlan dan materi cara meyiapkan diri menghadapi tes ............................. 119
28. Satlan dan materi strategi menghadapi ujian ............................................. 123
29. Penggunaan sumber-sumber belajar .......................................................... 126
30. Satlan dan materi ketrampilan belajar ....................................................... 131
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Tabel 1 Jumlah populasi ........................................................................... 43
2. Tabel 2 Jumlah sampel .............................................................................. 45
3. Tabel 3 Jadwal kegiatan layanan pembelajaran bidang bimbingan
belajar ........................................................................................... 49
4. Tabel 4 Jadwal pelaksanaan layanan pembelajarn bidang bimbingan
belajar ........................................................................................... 54
5. Tabel 5 Kriteria tingkat prestasi belajar..................................................... 55
6. Tabel 6 Rata-rata hasil belajar kelas kontrol sebelum dan sesudah
adanya layanan pembelajaran....................................................... 56
7. Tabel 7 Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen sebelum dan sesudah
adanya layanan pembelajaran....................................................... 57
8. Tabel 8 Hasil uji normalitas....................................................................... 58
9. Tabel 9 Hasil uji t-tes ............................................................................... 61
.
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Gambar 1Pola control metched group design ............................................ 43
2. Gambar 2 Hubungan antar variabel 47
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah menengah pertama (SMP) mempersiapkan peserta didiknya
untuk melanjutkan pendidikan ke pendidikan menengah (baik umum maupun
kejuruan) dan bagi pesrta didik SMP yang tidak dapat melanjutkan pelajaran
ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan untuk terjun ke
masyarakat. “Isi kurikulum SMP merupakan susunan bahan kajian dan
pelajaran yang memuat materi tentang ideologi (pendidikan umum),
pengetahuan (pendidikan akademis), dan keterampilan” (Depdikbud, 1995: 3).
Pendidikan di SMP bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan
dasar sebagai perluasan pengetahuan yang diperoleh di SD, serta
mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.
Sekolah sebagai salah satu proses pembelajaran pendidikan formal
dituntut untuk melaksanakan proses pembelajaran secara optimal untuk
melahirkan anak didik yang berkualitas. Anak didik yang berkualitas ini
adalah berasal dari anak-anak yang mempunyai prestasi belajar yang baik di
sekolah dan ini merupakan tujuan pendidikan yang utama yaitu melahirkan
siswa yang berprestasi.
“Prestasi belajar adalah hasil suatu penelitian dibidang pengetahuan,
keterampilan dan sikap sebagai hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk
nilai” (Winkel, 1996: 102). Untuk keberhasilan siswa dalam mencapai
prestasi tersebut, bisa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri
individu itu sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari
luar individu missal lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan
masyarakat dimana individu berada.
Dari faktor tersebut maka diharapkan adanya motivsi dari orang tua,
teman, serta tenaga pendidik sehingga dapat memberikan arti bagi individu
dalam meraih prestasi belajar secara optimal. Salah satu upaya untuk
meningkatkan prestasi siswa yaitu dengan memberikan bimbingan belajar.
Pelayanan bimbingan dan konseling di SMP meliputi bidang
bimbingan pribadi, bidang bimbingan sosial, bidang bimbingan belajar dan
bidang bimbingan karier. Salah satu bidang bimbingan yang membantu siswa
mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik
untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkan
melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi adalah bimbingan
belajar.
Bimbingan belajar adalah bimbingan dalam hal menemukan cara
belajar yang tepat, dalam memilih program setudi yang sesuai,
dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan
dengan tuntunan-tuntunan belajar di suatu institusi pendidikan
(Depdikbid, 1995: 26).
Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan
belajar adalah suatu bantuan yang diberikan pada siswa untuk mengatasi
masalah-masalah dalam belajar sehingga mendapat hasil yang baik.
Bidang bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan melalui berbagai
jenis layanan. Layanan bimbingan dan konseling meliputi layanan orientasi,
layanan pembelajaran, layanan penempatan dan penyaluran, layanan konseling
individu, layanan konseling kelompok, layanan bimbingan kelompok dan
layanan informasi. Salah satu jenis layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan siswa mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan
kebiasaan belajarnya, serta berbagi aspek tujuan kegiatan belajar lainya adalah
layanan pembelajaran.
Layanan pembelajaran yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang memungkinkan peserta didik mengembangkan peserta didik
mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan
belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan
dan kesulitan belajarnya, serta tuntunan kemampuan yang
berguna dalam kehidupan dan perkembangan dirinya (Depdikbud,
1995: 26).
Tujuan dari layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar adalah
agar siswa mampu menguasai pengetahuan dan dapat mengembangkan
keterampilan yang diperoleh dari sekolah, sehingga dengan diberikannya
layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar maka diharapkan siswa
termotivasi dalam mencapai prestasi yang optimal dan mampu menerapkan
ilmu pengetahuan yang telah didapat dari sekolah.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada pelaksanaan PLBK
(Praktek lapangan bimbingan konseling) di sekolah, fakta di lapangan yakni di
SMP Negeri 16 Semarang, layanan pembelajaran di SMP Negeri 16 Semarang
diberikan kepada seluruh siswa secara rutin, yaitu dengan adanya jam mata
pelajaran bimbingan konseling satu jam setiap minggunya.
Meskipun demikian masih banyak permasalahan yang dihadapi siswa
berkenaan dengan kebiasaan belajarnya yang tergolong masih belum efektif,
misalnya belajar asal belajar, belajar tanpa persiapan, pasif akan kegiatan
kelas, baru belajar pada saat akan ujian atau ulangan saja, serta tidak
mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar. Hal ini dapat ditunjukkan oleh
perbedaan nilai prestasi masing-masing siswa, ada yang di atas rata-rata kelas,
di bawah rata-rata kelas dan ada pula yang berada tepat pada garis rata-rata
kelas. Kenyataan tersebut mendorong peneliti untuk secara khusus
memberikan layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar dalam bentuk
eksperimen guna membuktikan efektifitas layanan pembelajaran bidang
bimbingan belajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Layanan
pembelajaran diberikan kepada siswa agar dapat membantu siswa
mengembangkan kebiasaan belajar yang baik untuk mengenal pengetahuan
dan keterampilan seta menyiapkan diri untuk melanjutkan pendidikan pada
tingkat yang lebih tinggi. Disamping itu sepanjang pengetahuan penulis di
SMP Negeri 16 Semarang belum pernah diadakan penelitian tentang hal
tersebut.
Fenomena di atas mendorong penulis untuk melakuka penelitian
tentang. “Efektifitas Layanan Pembelajaran Bidang Bimbingan Belajar Dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas II SMP Negeri 16 Semarang
Tahun Ajaran 2004/2005”.
B. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang tersebut di atas maka masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran prestasi siswa sebelum diberi layanan pembelajaran
bidang bimbingan belajar pada siswa kelas II SMP Negeri 16 Semarang
Tahun Ajaran 2004/2005?
2. Bagaimana gambaran prestasi siswa setelah diberi layanan pembelajaran
bidang bimbingan belajar pada siswa kelas II SMP Negeri 16 Semarang
Tahun Ajaran 2004/2005?
3. Apakah pemberian layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar efektif
dalam meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas II SMP Negeri 16
Semarang Tahun Ajaran 2004/2005?
C. Penegasan Istilah
Untuk memudahkan dan menghindari salah pengertian terhadap judul
skripsi, maka penulis memberikan pengertian dan batasan yang terdapat pada
judul skripsi, yaitu:
1. Prestasi belajar
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajarabn yang lazimnya ditunjukan dengannilai
tes atau angka yang diberikan oleh guru. (Depdikbud 1995:24). Prestasu
belajar yang dimaksud dalam penelitian ini dalah nilai hadil tes yang
diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran Matematika, Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Bahasa Indonesia pada
akhir semester satu dan dua.
2. Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan
bimbingan belajar yang diberikan oleh peneliti kepada siswa untuk
memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik
dan dapat mengatasi belajarnya (Depdikbud, 1995: 24).
3. Efektifitas
Keadaan berpengaruh, hal berkesan; keberhasilan (tentang usaha,
tindakan) (Depdikbud, 1993: 219). Sedangkan pengaruh yaitu daya yang
ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak,
kepercayaan atau perbuatan seseoramg (Depdikbud, 1993: 723). Yang
dimaksud keefektifan dalam penelitian ini adalah keberhasilan atau
pengaruh yang timbul dari pemberian layanan pembelajaran bidang
bimbingan belajar, yang berkaitan dengan kebiasaan belajar siswa dan
cara-cara belajar yang efektif dan efisien untuk mendapatkan suatu
perubahan kearah yang lebih baik.
Berdasarkan uraian dalam penegasan istilah di atas penelitian yang
akan dilakukan sesuai dengan batas oprasional yang ditetapkan untuk lebih
jelasnya arah penelitian yang akan dilakukan adalah: ingin mengkaji tentang
bagaimana efektifitas layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SMP Negeri 16 Semarang Tahun
Ajaran 2004/ 2005.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari permasalahan di atas maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui gambaran prestasi siswa sebelum diberi layanan
pembelajaran bidang imbingan belajar pada siswa kelas II SMP Negeri 16
Semarang Tahun Ajaran 2004/2005.
2. Untuk mengetahui gambaran prestasi siswa setelah diberi layanan
pembelajaran bidang imbingan belajar pada siswa kelas II SMP Negeri 16
Semarang Tahun Ajaran 2004/2005.
3. Untuk mengetahui seberapa besar efektifitas layanan pembelajaran bidang
bimbingan belajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II
SMP Negeri 16 Semarang Tahun Ajaran 2004/2005.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti, dapat menambah pengalaman dan keterampilan cara
meningkatkan prestasi siswa melalui pemberian layanan bimbingan
belajar.
b. Bagi sekolah, dapat dijadikan acuan atau pedoman utuk memeberikan
rekomendasi kepada guru-guru yang lain dalam pemberian bimbingan
belajar kepada siswa pada mata pelajaran yang diampu.
c. Bagi jurusan, penelitian ini dapat menambah koleksi kajian tentang
layanan pembelajaran di bidang bimbingan belajar.
2. Manfaat Teoritis
a. Memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar dalam
Bimbingan dan Konseling.
b. Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya pada
kajian yang sama tetapi pada ruang lingkup yang lebih luas dan
mendalam di bidang bimbingan belajar.
F. Sistematika Skripsi
Skripsi dengan judul "Efektifitas Layanan Pembelajaran Bidang
Bimbingan Belajar Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar siswa Kelas II SMP
Negeri 16 Semarang Tahun Ajaran 2004/2005" terdiri dari tiga bagian, yaitu
bagian pendahuluan, isi dan akhir skripsi.
Bagian pendahuluan berisi judul, abstraksi, pengesahan, moto dan
persembahan, kata pengantar, daftar isi serta daftar lampiran. Bagian isi ada
lima bab. Sedangkan bagian terakhir hanya terdiri dari daftar pustaka dan
lampiran.
Pada Bab I yaitu pendahuluan berisi tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan serta
sistematika skripsi.
Pada Bab II yaitu Landasan Teori dan Hipotesis, berisi uraian tentang
beberapa konsep teoritis yang mendasari penelitian ini yaitu membahas
tentang prestasi belajar, bimbingan belajar, layanan pembelajaran dan
efektifitas layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar dalam
meningkatkan prestasi belajar dan hipotesis.
Pada Bab III yaitu Metode Penelitian, menguraikan tentang populasi,
sampel penelitian, desain penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan
data, pelaksanaan penelitian, penentuan subjek penelitian, variabel penelitin,
teknik analisis dan alat pengumpul data, pelaksanaan proses layanan
pembelajaran serta teknik analisis data.
Pada Bab IV yaitu Hasil Penelitian dan Pembahasan, menguraikan
tentang persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, hasil penelitian dan
pembahasan.
Pada Bab V yaitu tentang simpulan dan saran.
Pada akhir penyusunan skripsi disertakan daftar pustaka dan lampiranlampiran.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi tidak dapat dilepaskan dengan proses belajar. Prestasi
merupakan kecakapan nyata yang dapat diukur dan belajar merupakan
proses perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Prestasi belajar dapat
dikatakan sebagai hasil kecakapan yang nyata dari proses belajar
seseorang yang mempunyai prestasi yang baik dalam belajarnya, berarti ia
mendapatkan hasil kecakapan yang nyata dari apa yang dipelajarinya.
Pengertian belajar bukan satu hal yang mudah untuk diartikan.
Banyak definisi belajar dari para ahli.
Menerut Surahmad dan Syah (1987: 26):
“Belajar adalah suatu proses dimana suatu kegiatan berasal
atau diubah melalui prosedur-prosedur latihan sebagaimana
diberikan dengan perubahan-perubahan yang disebabkan oleh
latihan-latihan”.
Sedangkan Romlah ( 1991: 1) mengatakan:
Belajar merupakan proses yang akan menghasilkan perubahan
perilaku. Perubahan perilaku ini terjadi karena latihan,
pengalaman dan usaha dari tndividu yang belajar. Perubahan
prilaku itu pada dasarnya adalah didaparkan kemampuan baru
yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.
Dari berbagai definisi, Sardiman (1996: 85) menyimpulkan ada
beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian tentang belajar,
yaitu:
a. Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku
b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui
latihan atau pengalaman.
c. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus
relatif mantap.
d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar
menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik
maupun psikis.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan belajar adalah aktivitas
yang menghasilkan perubahan pada diri individu, perubahan tersebut
didapatkannnya berupa kemampuan baru yang berlaku dalam waktu
relatif lama dan perubahan itu terjadi karena adanya kematangan atau
oleh adanya perubahan sementara karena sesuatu hal.
Proses belajar pada penelitian ini adalah belajar yang terjadi di
sekolah. Aktifitas belajar akan menghasilkan perubahan pada diri individu
baik aktual maupun potensial, perubahan tersebut didapatkannya berupa
kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan
perubahan itu terjadi karena usaha bukan karena adanya kematangan atau
oleh adanya perubahan sementara karena sesuatu hal.
Dengan demikian siswa dikatakan belajar apabila siswa telah
mengalami perubahan yang disebabkan karena latihan dan pengalaman.
Misalnya dari tidak dapat membaca menjadi dapat membaca. Namun,
perubahan yang terjadi karena kematangan bukan termasuk belajar,
misalnya perubahan yang terjadi pada bayi. Bayi yang semula tidak bisa
berdiri menjadi bisa berdiri. Ciri-ciri kegiatan belajar yaitu aktifitas yang
menghasilkan perubahan pada diri individu baik aktual maupun potensial,
didapatkan kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama
dan perubahan itu terjadi karena usaha.
Belajar di sekolah mengakibatkan siswa memperoleh suatu
perubahan tingkah laku berupa pengetahuan, sikap atau perilaku sesuai
tujuan belajar. Setiap menyelesaikan suatu proses belajar, kita pasti ingin
mengetahui keberhasilan belajar yang telah dicapai. Artinya sejauhmana
perubahan tingkah laku seperti yang diisyaratkan dalam tujuan belajar
sudah terpenuhi.
Hasil belajar di sekolah dapat diketahui melalui penilaian, baik tes
maupun non tes. hasil pengukuran ini akan mencerminkan kemampuan
seseorang menyerap pelajaran. Inilah yang sering disebut orang sebagai
prestasi belajar.
Menurut Azwar (1987:52)
“Prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang meliputi tiga
ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor”.
Menurut Syah ( 2003: 213)
“Prestasi belajar adalah pengungkapan hasil belajar ideal meliputi
ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan
proses belajar siswa”.
Menurut Tu’u,s (2004: 75)
“Prestasi belajar merupakan penguasan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang
diberikan oleh guru”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
adalah :
a. pretasi belajar merupakan kemampuan nyata yang dapat diukur dan
dinilai meliputi kemamapuan kognitif, afektif dan psikomotor.
b. Prestasi belajar merupakan hasil proses belajar.
c. Prestasi belajar dapat diketahui melalui raport dalam bentuk nilai atau
angka raport.
Pada penelitian ini, pretasi belajar dimaksudkan sebagai hasil yang
dicapai siswa kelas IIB dan IIC pada SMP Negeri 16 Semarang tahun
ajaran 2004/2005 dalam menuntut pelajaran Matematika, IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam), IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dan Bahasa Indonesia
di sekolah yang dinyatakan dengan nilai raport. Jadi, bukanlah prestasi
belajar secara menyeluruh, tetapi dibatasi hanya pada mata pelajaran
tersebut.
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Pada hakekatnya, prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai
dalam proses belajar, sehingga faktor yang mempengaruhinya sama
dengan faktor yang mempengaruhi belajar. “Faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua, yakni faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor interen adalah faktor yang ada dalam diri individu
yang sedang belajar, sedangkan faktor eksteren adalah faktor yang ada di
luar individu” (Slameto, 2003: 54).
a. faktor internal
Dalam faktor ini ada tiga hal, yakni:
1) faktor jasmani dibagi menjadi dua, yakni:
a) Kesehatan, sahat berarti dalam keadaan baik seluruh badan
beserta bagian-bagiannya, bebas dari penyakit. Pretasi belajar
seseorang akan terganggu jika kesehatannya terganggu.
b) Cacat tubuh, sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau
kurang sempurnanya mengenai tubuh atau badan. Siswa yang
cacat belajarnya akan terganggu sehingga prestasi belajarnya
akan terganggu.
2) Faktor psiklogis
Sekurang-kurangnya ada tujuh hal yang tergolong dalam faktor
psikologis, yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat, motifasi,
kematangan dan kerajinan
3) Faktor kelelahan
Kelelahan bisa berupa kelelahan jasmani maupun kelelahan rohani.
Agar siswa dapat belajar dengan baik sehingga hasil atau prestasi
memuaskan, harus dihindari jangan sampai terjadi klelahan dalam
belajarnya.
b. Faktor ekternal
Faktor ini juga dibagi 3 tiga hal, yakni faktor keluarga, faktor sekolah
dan faktor masyarakat.
1) faktor keluarga
Siswa yang belajar menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara
orang tua mendidik, relasi anggota keluarga, suasana rumah tangga
dan ekonomi keluarga. Hal-hal ini sedikit banyak akan
mempengaruhi proses dan hasil belajar.
2) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan murit, relasi siswa dengan
siswa, disiplin di sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar
pelajaran, keadaan gedung dan tugas rumah.
3) Faktor Masyarakat
Pengaruh ini terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat,
mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat,
kesemuanya itu mempengaruhi belajar anak.
Berdasarkan uraian di atas, belajar merupakan suatu yang
kompleks sehingga faktor-faktor yang mempengaruhinya juga sangat
kompleks, mulai dari diri sendiri sampai pada keluarga, sekolah dan
masyarakat. Kesemuanya saling mempengaruhi prestasi belajar seorang
siswa. Karena itu, kerjasama dan pengertian antara siswa, sekolah, orang
tua maupun masyarakat sangat mendukung prestasi belajar anak secara
keseluruhan.
3. Kurikulum sekolah Menengah Pertama Tahun (SMP) 1994
Menurut Depdikbud (2003: 10)
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
SMP mempersiapkan peserta didiknya untuk melanjutkan
pendidikan ke pendidikan menengah (baik umum maupun kejuruan), dan
bagi peserta didik SMP yang tidak dapat melanjutkan pelajaran ke tingkat
pendidikan yang lebih tinggi diharapkan untuk terjun ke masyarakat.Isi
kurikulum SMP merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran yang
memuat materi tentang mental ideologi (pendidikan umum), pengetahuan
(pendidikan akademis), dan keterampilan.
Pendidikan di SMP bertujuan untuk memberikan bekal
kemampuan dasar sebagai perluasan pengetahuan yang diperoleh dari SD,
serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.
Kurikulum 1994 ini merupakan pendidikan dasar 9 tahun meliputi SD 6
tahun dan SMP 3 tahun.
4. Waktu pelaksanaan belajar dan sistem pengajaran di SMP
Waktu pelaksanaan belajar dan sistem pengajaran di SMP adalah
sebagai berikut (Mandalika dan Mulyadi, 1995: 113):
a. Waktu pelaksanaan belajar
Waktu belajar kurikulum SMP untuk saat ini menerapkan sistem
semester yang membagi waktu belajar 1 tahun ajaran menjadi 2 bagian
waktu yang masing-masing disebut semester.Alokasi waktu seitiap jam
pelajaran adalah 45 menit.
b. Sistem pengajaran
1) Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan sistem klasikal
yang mengelompokkan anak dengan usia dan kemampuan rata-rata
hampir sama menerima pelajaran dari seorang guru dalam mata
pelajaran yang sama dalam waktu dan tempat yang sama.
2) Kegiatan belajar mengajar pada dasarnya mengembangkan
kemampuan psikis dan fisik serta kemampuan penyesuaian sosial
siswa secara utuh. Dalam rangka mempersiapkan siswa untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan menengah atau
memasuki lapanan kerja, perlu diusahakan pengembangan sikap
bertanggung jawab dalam belajar dan mengemukakan pendapat,
serta kemandirian dalam mengambil keputusan.
3) Mengingat aneka macam mata pelajaran, cara menyiapkan
hendaknya memanfaatkan berbagai sarana penunjang seperti
kepustakaan, alat peraga, lingkungan alam dan budaya, serta
masyarakat dan nara sumber.
4) Kegiatan belajar-mengajar sebagai pembelajaran tambahan dapat
diberikan kepada siswa baik yang akan melanjutkan ke pendidika
menengah, maupun yang akan memasuki lapangan
kerja/masyarakat umum. Siswa dapat memasuki satu/beberapa
mata pelajaran sebagai pelajaran tambahan di luar jam pelajaran
pada susunan program pengajaran, dngan jatah waktu sesuai
dengan keadaan. Kegiatan pembelajaran tambahan dapat berupa
kegiatan perbaiakan/kegiatan pengayaan.
5) Program pembelajaran tambahan di SLTP ditentukan oleh sekolah
dengan persetujuan kantor wilayah departemen Pendidikan dan
kebudayaan dan pilihan siswa sesuai dengan minatdan
kemampuannya serta memperhatikan keadaan dan kebutuhan
lingkungan.
5. Isi Program Pengajaran Kurikulum SLTP Tahun 1994
“Mata pelajaran adalah suatu atau sekumpulan bahan kajian dan
bahan pelajaran yang memperkenalkan konsep, pokok bahasan, tema, dan
nilai, yang dihimpun dalam suatu kesatuan disiplin pengetahuan”
(Mandalika dan Mulyadi, 1995: 104).
Isi kurikulum SLTP memuat mata pelajaran sebagai berikut:
a. Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan
b. Pendidikan Agama
c. Bahasa Indonesia
d. Matematika
e. Ilmu Pengetahuan Alam
f. Ilmu Pengetahuan Sosial
g. Kerajinan Tangan dan Kesnian
h. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
i. Bahasa Inggris
j. Muatan Lokal (sejumlah mata pelajaran)
Sesuai dengan kurikilum 1994 dalam penelitian ini peneliti hanya
mengambil pelajaran-pelajaran pokok saja yaitu, Matematika, Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA), dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan bahasa
Indonesia.
6. Teknik Mempelajari Materi Pelajaran Matematika, Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Bahasa
Indonesia.
Buku modul bimbingan konseling (2001: 32-35) yang diterbitkan
oleh labschool Jakarta menyebutkan cara mudah memahami materi
pelajaran matematika, ilmu penngetahuan alam (IPA), ilmu pengetahuan
sosial (IPS) dan bahasa Indonesia.
Hal tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut:
a. Mempelajari Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Dalam Buku Labschool (2001: 32-33) ada beberapa kunci yang harus
diperhatikan dalam belajar Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) yaitu:
1) Belajar matematika memerlukan kemahiran kita
menterjemahkan dalam bahasa Matematika atau IPA.
2) Ternyata unsur pemahaman jauh lebih dominan daripada
unsur hafalan.
3) Dalam mempelajari IPA kita memperlukan banyak latihan
untuk melatih refleks berfikir kita. Refleks ini akan kita
peroleh karena kita rajin berlatih menyelesaikan soal-soal
dari yang mudah sampai yang sulit.
4) Biasakan untuk mulai menyelesaikan setiap soal baik yang
diberikan guru atau dari buku sendiri tanpa melihat contoh.
5) Apabila kamu menemui soal yang sulit, tinggalkan
sementara. Cari soal yang mudah dulu.
6) Buatlah kelompok belajar dalam menyelesaikan soal-soal,
terutama soal variasi
7) Dalam mempelajari bologi harus menguasai bahasa latin
dan diutamakan kekuatan hafalan.
Dari pendapat di atas dapat dianalisis bahwa (1) Banyak siswa yang
gagal mempelajari IPA karena hanya menghafal. Hal itu terkesan sulit
karena bahasa IPA tidak bisa digunakan dalam.kehidupan sehari-hari.
Seperti matriks, parabola, integral dan sebagainya. Bila dibandingkan
dengan bahasa ekonomi yang akrab dengan sehari-hari seperti
permintaan, penawaran, penjualan dan sebagainya. (2) unsur
pemahaman jauh lebih dominan daripada unsur hafalan karena kita
akan jauh lebih mudah mengingat suatu teori jka kita
mengerti daripada menghafal mati, (3) Dengan banyak melatih reflek
berfikir kecepatan mengerjakan soal juga akan terlatih, (4) Apabila
mengalami hambatan dalan mempelajari IPA dan matematika lihat
contoh sebatas jalan pikirannya/ logika berpikirnya saja, jangan
menghafal apa yang lihat, (5) Biasanya orang dapat menyelesaikan
soal yang sulit setelah menyelesaikan soal yang mudah, (6) Setiap
orang dalam kelompok diberi kesempatan untuk dapat menerangkan
jalan pikiran pemecahan soal, (7) dalam mempelajari biologi dengan
menggunakan quantum studi, artinya menghafal dengan mudah
dengan mengunakan jembatan keledai.
b. Mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Dalam buku Labscool (2001: 34) belajar ilmu pengetahuan sosial (IPS)
mempunyai seni terendiri untuk mencapai hasil yang optimal. Ada
beberapa kunci yang harus diperhatikan dalam belajar IPS yaitu:
1) Perkaya perbendaharaan kosa katamu.
2) Jangan terjerumus kepada pengalaman atau perasaan yang
kita peroleh.
3) Soal-soal IPS bisa dipandang dari berbagai segi.
4) Dalam menjawab IPS kita kadang-kadang merasa tahu
namun ternyata kita tidak tahu.
5) Dalam menjawab pertanyaan IPS banyak kemungkinan
jawaban yang dapat dikatagorikan benar.
6) Kita dituntut untuk dapat mempertajam analisis atau
pengamatan kita secara kreatif dan kritis
Dari pendapat di atas dapat dianalisis bahwa (1) msmperbanyak
perbendaharan kata dapat dilakukan dengan pengetahuan dengan
banyak membaca baik buku pelajaran maupun surat kabar atau
informasi melalui media elektronika (radio, TV, internet),
(2)Terjerumus pasa perasaan dan pengalaman hal tersebut dapat terjadi
bila kita tidak cukup mimiliki pengetahuan tentang sesuatu hal atau
memperoleh informasi sekilas dari orang yang tidak bisa
dipertanggung jawabkan, (3) Dalam menjawab soal harus menjelaskan
berdasarkan sudut pandang tertentu, (4) Dalam belajar IPS harus tahu
secara teori dan kebenarannya, (5) Dalam belajar IPS perlu
nenperhatikan baik-baik pertanyaan. Bila yang ditanya menurut kamu,
kemukakan pendapatmu secara sistematis dan logis. Namun bila yang
ditanyakan adalah pendapat tokoh, maka pahamilah maksud pendapat
tokoh tersebut, (6) Dalam mempertajam analisis bila perlu perkuat
denganteori-teori yang ada.
c. Mempelajari Bahasa Indonesia
Bahasa merupakan alat terpenting dalam kehidupan kita. Tanpa bahasa
yang baik tidak akan akan mungkin tercapai komunikasi yang baik dan
pengetahuan kita tidak mungkin berkembang. “Konsep dasar
penguasaan bahasa adalah penguasaan kata, keterampilan
mendengarkan, keterampilan mengucapkan dan ketrampilan menulis”
Handayani (2001: 35).
7. Penilaian Kegiatan Kemajuan Belajar dan Hasil Belajar
Penilaian kegiatan dan kemajuan belajar siswa adalah upaya
mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar siswa. Penilaian ini
bertujuan untuk mengetahui kemajuan belajar siswa untuk keperluan
perbaikan dan peningkatan kegiatan belajar siswa atau, untuk
diperhitungkan dalam menentukan nilai raport, untuk memperoleh umpan
balik bagi perbaikan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar dan penilaian
ini dilakukan dengan mengadakan ulangan harian atau semester.
Menurut Mandalika (1995: 13)
Penilaian hasil belajar adalah upaya mengumpulkan informasi
untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan dan kemampuan
telah dircapai oleh siswa pada akhir setiap semester, akhir
tahun ajaran, atau akhir pendidikan SMP.
Penilaian hasil belajar pada akhir tahun direncanakan oleh Kantor
Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan dilaksanakan oleh
sekolah yang bersangkutan. Hasil penilaian pada akhir tahun kelas III
SMP dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk
memasuki pendidikan menengah. Penilaian hasil belajar yang
dilaksanakan atas ukuran yang ditetapkan secara nasional dilakukan
sewaktu-waktu bila diperlukan untuk memperoleh keterangan tentang
mutu hasil pendidikan.
8. Kriteria Tingkat Keberhasilan
Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar.
Masalah yang dihadapi adalah sampai di tingkat mana prestasi (hasil)
belajar yang telah dicapai. Sehubungan dengan hal inilah keberhasilan
proses mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf. Tingkatan
keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Sangat Baik : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan
itu dapat dikuasai oleh siswa (75% s.d.
79%)
b. Baik sekali/ optimal : Apabila sebagian besar (70% s.d. 74%)
bahan pelajaran yang diajarkan dapat
dikuasai oleh siswa.
c. Baik/ minimal : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan
(65% s.d. 69%) saja dikuasai oleh siswa
d. Kurang : Apabila bahan yang diajarkan (60% s.d
64%) dikuasai oleh siswa.
Dengan melihat data yang terdapat dalam format daya serap siswa
dalam pelajaran dan presentase keberhasilan, dapatlah diketahui
keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilakukan siwa dengan
guru.
B. Bimbingan Belajar
Institusi-institusi pendidikan khususnya sekolah disamping banyaknya
siswa yang berhasil secara gemilng dalam belajar sering pula dijumpai adanya
siswa yang gagal seperti anngka-angka raport rendah, tidak naik kelas, tidak
lulus ujian akhir dan sebagainya. Pengalaman menunjukan bahwa kegagalankegagalan
yang dialami oleh siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh
kebodohan atau rendahnya intelegensi. Sering pula kegagalan itu disebabkan
karena mereka tidak mendapatkan layanan bimbingan belajar yang memadai.
Bimbingan belajar yang dilaksanakan di sekolah-sekolah merupakan
salah satu bentuk layanan bimbingan yang sangat penting, karena dengan
layanan bimbingan belajar tersebut diharapkan siswa dapat menguasai
berbagai pengetahuan dan keterampilan untuk menyiapkan pendidikan pada
jenjang yang lebih tinggi.
1. Pengertian Bimbingan Belajar
Menurut Sukardi (2004: 4)
Bimbingan belajar adalah bimbingan dalam hal menemukan
cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi sesuai,
dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul
berkaitan dengan tuntunan-tuntunan belajar disuatu institusi
pendidikan.
Menurut Prayitno dan Amti (1994: 279)
Bimbingan belajar adalah salah satu bentuk bimbingan yang
diselenggarakan di sekolah. Pengalaman menunjukan bahwa
kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak
selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya intelegensi,
seringkali kegagalan itu terjadi disebabkan mereka tidak
mendapat layanan bimbingan yang memadai.
Sedangkan menurut buku Depdikbud (1995: 26) mendefinisikan
bimbingan belajar adalah
Layanan yang memungkinkan siswa megembangkan diri
berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik,
keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan kecepatan
dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang
berguna dalam kehidupan dan perkembangan dirinya.
Berdasarkan rumusan di atas dapat ditemukan unsur-unsur penting
sebagai berikut:
a. Bimbingan belajar merupakan salah satu bagian dari empat bidang
bimbingan yaitu bimbingan pribadi, sosial, karier dan bimbingan
belajar.
b. Bimbingan belajar merupakan bantuan kepada siswa untuk mengenal,
memhami, mengembangkan dan memanfaatkan potensi diri siswa baik
fisik maupun psikis yang berkaitan dengan kegiatan belajarnya.
c. Pengenalan dan pengembangan potensi diri secara fisik dan psikis
menyangkut beberapa hal, antara lain kondisi fisik siswa, kecerdasan,
bakat minat, emosi dan motivasi untuk melakukan kegiatan belajar
serta faktor luar siswa yang mempengaruhi kegiatan belajar.
d. Bantuan kepada siswa agar mempunyai sikap dan kebiasaan belajar
yang baik termasuk cara belajar yang tepat atau cara mengatasi
kesulitan belajar.
2. Tujuan Pelayanan Bimbingan belajar
Setelah diketahui pengertian bimbingan belajar maka tujuan dari
bimbingan belajar adalah:
Tujuan bimbingan belajar secara umum adalah membantu siswa
mengenal, menumbuhkan dan mengembangkan diri, sikap dan
kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan
keteranpilan, sesuai dengan program belajar di SMP dalam
rangka menyiapkan melanjutkan pendidikan ke tingkat yang
lebih tinggi dan atau berperan serta dalam kehidupan
masyarakat ( Depdikbud, 1995: 8).
Menurut Depdikbud (1995:9) tujuan bimbingan belajar sebagai berikut :
a. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam
mencari informasi dari berbagai sumber, dalam bersikap kepada
guru dan staf yang terikat, mengerjakan tugas, dan
mengembangkan keterampilan serta dalam menjalani program
penilaian, perbaikan, dan pengayaan.
b. Menumbuhkan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri
maupun berkelompok.
c. Mengembangkan penguasaan materi program belajar di SMP.
d. Mengembangkan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik,
sosial dan budaya di lingkungan sekolah atau alam sekitar untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan
pengembangan pribadi.
e. Orientasi belajar di sekolah menengah, baik umum maupun
kejuruan.
Berdasarkan atas tujuan bimbingan belajar seperti yang telah dirinci
di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bimbingan belajar adalah:
a. Membantu siswa agar mengenal, mengembangkan dan memenfaatkan
potensi diri (keadaan fisik, kecerdasan, bakat, minat, dasn motivasi)
yang berkaitan dengan kegiatan belajar.
b. Membantu siswa agar memiliki sikap kebiasaan belajar yang efektif
dan efisien. Sikap dan kebiasaan belajar yang efetif itu sebagai berikut:
1) Waktu semaksimal mungkin dalam belajar baik mandiri maupun
kelompok.
2) Menguasai seluruh materi pelajaran serta menerapkan dalam
kehidupan.
c. Membantu siswa agar mampu menyesuaikan diri dengan suasana
sekolah, keluarga dan masyarakat untuk kepentingan belajarnya.
d. Membantu siswa agar mampu mengatasi kesulitan-kesulitan
belajarnya.
e. Membantu siswa agar memperoleh pengalaman belajar semaksimal
mungkin bagi peranannya dimasa depan.
f. Membantu siswa agar mampu merencanakan tindak lanjut dari
kegiatan belajarnya.
3. Fungsi Bimbingan Belajar
“Dalam proses pembelajaran bimbingan mempunyai fungsi yang
integral karena bimbingan tidak hanya berfungsi sebagai penunjang tetapi
merupakan proses pengiring yang berkaitan dengan seluruh preoses
pendidikan dan proses belajar mengajar “(Hendrarno, 1983: 42)
Adapun fungsi-fungsi bimbingan yang integral adalah seagai berikut:
a. Fungsi penyaluran yaitu fungsi bimbingan dalam membantu
menyalurkan siswa-siswa dalam memilih program pendidikan yang
ada di sekolah, memilih jurusan sekolah, memilih lapangan kerjasesuai
dengan bakat, minat, cita-cita dan cirri kepribadiannya.
b. Fungsi penyesuaian yaitu fungsi bimbingan dalam membantu staf
sekolah khususnya guru dalam mengadaptasikan program pengajaran
dengan cirri khusus dan kebutuhanpribadi siswa.
Berbeda dengan pendapat di atas, buku panduan bimbingan
konsiling menjelaskan bahwa pelayanan bimbingan konseling
mengandung sejumlah fungsi yaitu:
a. Fungsi pemahaman yaitu dihasilkan pemahaman tentang
sesuatu oleh pihak tertentu sesuai dengan keperluan
pengembangan siswa yang meliputu pemahaman diri siswa
dan lingkngannya.
b. Fungsi pencegahan tersegahnya siswa dari berbagai
permasalahan yang akan menghambat perkembangannya.
c. Fungsi perbaikan yaitu terpecahkannya termasalahan yang
dialami siswa.
d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu
terpeliharanya dan perkembangan berbagai potensi dan
kondisi positif secara mantap dan berkesinambungan
(Depdikbud, 1995: 3).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat diketahui bahwa bimbingan
belajar memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Dilihat dari bentuk program bimbingan belajar, maka bimbingan
belajar mempunyai fungsi sebagai berikut:
1) Penyaluran yaitu menyalurkan potensi belajar siswa kepada hal-hal
yang sesuai.
2) Adaptasi yaitu mengadaptasi program belajar mengajar di sekolah
agar sesuai dengan kemampuan belajar siswa.
b. Dilihat dari sifat-sifat bantuanya, maka bimbingan belajar mempunyai
fungsi dan bersifat:
1) Preventif yaitu mencegah timbulnya masalah belajar siswa.
2) Kuratif yaitu memecahkan masalah-masalah siswa yang
berkaitan dengan kegiatan belajatnya.
3) Presentatif yaitu memelihara dan mempertahankan situasi dan
kondisi belajar siswa yang sudah baik.
c. Dilihat dari bentuk layanan bimbingan dan konseling, maka bimbingan
belajar mempunyai fungsi:
1) Pemahaman yaitu dengan bimbingan belajar dapat dihasilkan
pemahaman oleh siswa atau pihak terkait tentang potensial belajar
siswa dan lingkungan yang mempengaruhinya.
2) Pencegahan yaitu tercegahnya segala masalah belajar siswa,
sehingga dalam aktivitas belajarnya siswa tidak mengalami
hambatan.
3) Perbaikan yaitu terselesaikannya masalah-masalah belajar siswa
baik di sekolah maupun di luar sekolah.
4) Pemeliharaan dan pengembangan yaitu terpeliharanya dan
terkembangnya potensial belajar siswa serta situasi belajar yang
positif secara mantap dan berkelanjutan.
4. Teknik Penyelenggaraan layanan BimbinganBelajar
“Dalam pelaksanaan bimbingan belajar dan konseling di sekolah
agar dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat yang maksimal
maka perlu diperhatikan teknik, waktu, materi dan tempat” Depdikbud
(1995: 27). Pelaksanaan sebagaimana yang telah disampaikan dalam
kurikulum SMP mengenai petunjuk pelaksanaan bimbingan konseling.
Adapun teknik, waktu, tempat pelaksanaannya dan matei
bimbingan belajar secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Teknik pelaksanaan
1) Dengan cara klasikal, yaitu untuk melayani siswa yang sama
kebutuhannya, tanpa perlu pemisahan.
2) Dengan cara kelompok, yaitu untuk melayani siswa yang sama
kebutuhannya, namun tidak sesuai untuk sebagian siswa, misalnya
karena perbedaan kelamin, agama, usia dan sebagainya.
3) Dengan cara individual, yaitu pelayanan secara undividual sesuai
dengan keadaan masalah dan karakterisiknya.
4) Dengan cara alih tangan, yaitu meminta bantuan pihak yang
dipandang lebih berwenang misal guru mata pelajaran, Psikolog,
dokter dan sebagainya.
b. Waktu
Agar layanan bimbingan dapat terlaksana secara efektif, maka
kegiatannya memerlukan pengaturan tertentu baik secara terjadwal
ataupun tidak terjadwal.
Pengaturan waktu untuk layanan bimbingan belajar dilakukan dengan
alternatif sebagai berikut:
1) Terpadu dengan waktu kegiatan mengajar
Cara ini digunakan untuk menyampaikan isi layanan bimbingan
secara klasikal atau kelompok dengan seijin guru matapelaaran dan
kesepakatan dengan siswa.
2) Mengambil waktu di luar jam pelajaran tetapi pada hari-hari
sekolah. Pengaturan waktu seperti ini sesuai dengan kesepakatan
guru matapelajaran dengan siswa. Layanan ini berlaku baik untuk
bimbingan individual maupun kelompok dalam menangani kasuskasus.
c. Tempat pelaksanaan
Kegiatan layanan bimbingan memerlukan pengaturan tempat secara
baik dan tepat. Kegiatan belajar dapat dilaksanakan di ruang kelas atau
ruang yang disiapkan khusus untuk keperluan bimbingan belajar yang
di sepakati bersama dengan siswa.
Dalam pelaksanaan bimbingan belajar, selain siswa sendiri yang dating
untuk berkonsultasi juga guru pemimbing yang memengil pada siswa
yang betul-betul memerlukan bantuan pembimbing, karena siswa
tersebut belum mengetahui bahwa dirinya mempunyai masalah baik
masalah pribadi maupun masalah belajar.
Kaitan layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah agar siswa kelas II SMP Negeri 16
Semarang Prestasi belajarnya meningkat.
d. Materi bimbingan belajar
Materi bimbingan belajar merupakan unsur penting dalam bimbingan,
sebab dengan materi bimbingan yang tepat bimbingan belajar bias
berlangsung efektif. Materi bimbingan yang diberikan kepada siswa
saat penelitian adalah :
1) Keterampilan belajar
2) Cara mengikuti pelajaran
3) Pedoman untuk belajar
4) Teknik mempelajari pelajaran Matematika, Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Bahasa Indonesia.
5) Cara mengatur waktu dan lingkungan belajar
6) Cara menyiapkan diri menghadapi tes
7) Strategi menghadapi ujian
8) Pengunaan sumber-sumber belajar
C. Layanan Pembelajaran
Salah satu bentuk layanan bimbingan dan konseling adalah melalui
layanan pembelajaran.
Menurut Depdikbud (1995: 26)
Layanan pembelajaran memungkinkan siswa memahami dan
mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
Keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan
kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang berguna
dalam kehidupan dan perkembangan dirinya.
Menurut Sukardi (2000,46)
Layanan pembelajaran yaitu layanan bimbinga dan konseling
yang memungkinkan peserta didik mengembangkan diri
berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi
belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya,
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
kesenian.
Dari pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa layanan
pembelajaran adalah suatu bantuan yang diberikan pada peserta didik dalam
mengembangkan dirinya yang berkenaan dengan sikap dan kebiasan belajar
yang baik sesuai dengan materi belajar yang cocok, sehingga dapat mencapai
prestasi belajar yang optimal.
Buku seri pemandu layanan bimbingan dan konseling yang diterbitkan
oleh Depdikbud menyebutkan bahwa “layanan pembelajaran dalam bimbingan
belajar meliputi (a) Tujuan layanan pembelajaran dalam bimbingan belajar,
(b) fungsi layanan pembelajaran dalam bimbingan belajar, (c) kegiatan
layanan pembelajaran dalam bimbingan belajar” (Depdikbud, 1995: 26).
Ketiga hal tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut.
1. Tujuan layanan pembelajaran dalam bimbingan belajar
Layanan pembelajaran dalam bimbingan belajar dimaksudkan
untuk memungkinkan siswa memahami dan mengembangkan sikap dan
kebiasaan belajar yang baik, keterampilan dan materi yang cocok dengan
kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang
berguna dalam kehidupan dan perkembangan dirinya.
2. Fungsi layanan pembelajaran dalam bimbingan belajar
Fungsi utama layanan pembelajaran dalam bimbingan belajar
adalah fungsi pemeliharaan dan pengembangan. Hal ini berarti layanan
pembelajaran dalam bimbingan belajar berusaha memelihara kemampuan
siswa untuk belajar dan mengembangkan kemampuan siswa untuk
mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa.
3. Kegiatan layanan pembelajaran dalam bimbingan belajar
Meliputi beberapa kegiatan antara lain kegiatan pengembangan
motivasi, sikap dan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan belajar dan
program pengajaran perbaikan serta program pengayaan.
Dalam penelitian ini kegiatan layanan dalam bimbingan belajar
hanya meliputi kegiatan pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang
baik.
4. Materi Umum layanan pembelajaran dalam bimbingan belajar
“Materi layanan pembelajaran dalam bimbingan belajar meliputi
kegiatan (pengembangan motivasi, sikap dan kebiasaan belajar yang baik,
keterampilan belajar, program pengajaran perbaikan, dan program
pengayaan” (Depdikbud, 1995: 28-29).
a. Peningkatan motivasi belajar siswa, antara lain dengan:
1) Memperjelas tujuan-tujuan belajar
2) Menyesuaikan pembelajaran dengan kemampuan, bakat, dan
minat,
3) Menciptakan suasana pembelajaran yang matang, merangsang, dan
menyenagkan
4) Pemberian hadiah atau penguat
5) Menciptakan hubungan yang hangat dan dinamis antara guru dan
siswa, serta antara siswa dan siswa
6) Menghindarkan siswa dari tekanan dan suasana yang tidak
menentu (seperti suasana yang menakutkan, megecewakan,
membingungkan, menjengkelkan)
7) Melengkapi sumber dan sarana belajar
8) Mempelajari hasil belajar yang diperoleh
b. Peningkatan keterampilan belajar, antara lain dengan
1) Membuat catatan waktu guru mengajar
2) Membuat ringkasan dari bahan yang dibaca,
3) Membuat laporan (laporan peninjauan, diskusi, pelaksanaan
kegiatan tertentu)
4) Mengembangkan cara menjawab atau memecahkan soal-soal
ulangan atau ujian
5) Menyusun makalah
6) Membaca efektif
7) Berbahasa efektif (lesan dan tulisan)
8) Bertanya efektif
5. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, antara lain untuk :
a. Menemukan motif-motif yang tepat dalam belajar
b. Memelihara kondisi kesehatan
c. Mengatur waktu belajar baik di sekolah maupun di rumah: membuat
jadwal belajar
d. Memilih tempat yang baik
e. Belajar dengan mengunakan sumber-sumber belajar yang kaya (seperi
buku teks, kamus, dan berbagai referensi yang lain, bahan atau hasil
percobaan atau penelitian)
f. Tidak segan-segan bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui (kepada
guru, teman, dan siapapun juga)
g. Mengembangkan motifasi dan sikap positif terhadap semua materi
yang dipelajari.
h. Pengajaran perbaikan (guru pembimbing bekerjasama dengan guru
mata pelajaran/ guru praktik)
i. Program pengayaan (guru pembimbing bekerjasama dengan guru mata
pelajaran / guru praktik)
j. Pengembangan dan pemanfaatan lingkungan sekitar (lingkungan fisik,
sosial, dan budaya) untuk belajar.
6. Pelaksanaan kegiatan layanan pembelajaran dalam bimbingan belajar
Dalam pelaksanaan kegiatan layanan pembelajaran dalam
bimbingan belajar ini terdapat taha-tahap yang harus dilalui:
a. Tahap pembentukan
1) Mengadakan rapport
2) Memperkenalkan topik yang akan dibahas
3) Menjelaskan makna dengan tujuan membahas topic tersebut
4) Pengakraban
b. Tahap peralihan
1) Menjelaskan kegiatan yang dilakukan tahap berikutnya.
2) Menanyakan keswiapan siswa dan menciptakan suasanayang dapat
memperlancar kegiatan selnjutnya.
c. Tahap kegiatan
1) Mengemukakan topik yang akan dibahas
2) Menjelaskan dalam membahas topik dalam layanan.
3) Mendiskusikan topik yang dibahas
d. Tahap pengakhiran
1) Menyimpulkan hasil kegiatan
2) Menyimpulkan hasil kesan dan pesan
3) Menyepakati kegiatan lanjutan
4) Menutup kegiatan
7. Evaluasi layanan pembelajaran
Kegiatan bersama kelompok-kelompok belajar tersebut dipatau dan
dievaluasi oleh guru pembimbing. Guru pembimbing diharapkan secara
langsung menghadiri kegiatan kelompok-kelompok belajar itu, dan secara
berkala mengumpulkan mereka (seluruh angota kelompok dari satu kelas
dikupilan secara klasikal). Untuk mendapatkan evaluasi bersama. Evaluasi
ini dimaksudkan untuk menilai kemajuan kegiatan masing-masing
kelompok, merencanakan tindak lanjut, dan merencanakan kegiatan baru.
D. Efektifitas Layanan Pembelajaran Bidanng Bimbingan Belajar Dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar
“Prestasi Belajar adalah merupakan penguasaan atau ketrampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau
angka nilai yang diberikan oleh guru” (Tu’u,s, 2004: 75).
“Ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu faktor
internal dan faktor eksternal” (Slameto, 2003: 54).
Pada dasarnya peningkatan prestasi belajar siswa dapat diupayakan
melalui bantuan bimbingan belajar lebih lama dari pada siswa pada umumnya.
Siswa dalam bimbingan belajar perlu mendapatkan tambahan materi pelajaran,
latihan membahas soal-soal, dan didisiplinkan dalam memahami dan
menguasai cara-cara mengerjakan soal.
Bimbingan belajar berkaitan erat dengan masalah belajar siswa.“Pokok
materi bimbingan belajar meliputi pemantapan sikap belajar yang efektif,
pemantapan disiplin belajar dan berlatih denngan baik secara mandiri maupun
berkelompok, pemantapan penguasaan materi pelajaran pemanfaatan kondisi
fisik, sosial dan budaya yang ada di sekolah, lingkungan sekitardan
masyarakat untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan serta
perkembangan pribadi” (Depdikbud, 1995: 6).
Dengan demikian siswa dalam bimbingan belajar diberikan pengetahua
untuk menguasai dan trampil mempelajari materi-materi pelajaran
Matematika, IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), IPS (Ilmu Pengetahuan Soaial)
dan Bahasa Indonesia secara lebih intensuf dan mendalam sehingga siswa
benar-benar menguasai materi pelajaran dan diupayakan mencapai tujuan
pembelajaran.
Salah satu upaya yang diberikan oleh guru pembimbing dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa agar hasil yang dicapai optimal yaitu
dengan memberikan layanan pembelajaran dalam bimbingan belajar dengan
tehnik belajar yang sesuai dengan prinsip belajar yang dilakukan secara
kontinyu dan intensif, sehingga dapat membantu siswa belajar lebih efektif
dan efisien.
Dengan pemberian layanan pembelajaran dalam bimbingan belajar
dengan tehnik belajar yang sesuai prinsip belajar secara kontinyu dan intensif
maka siswa akan termotivasi belajarnya sehingga dapat meningkatkan
keterampilan kebiasaan belajar yang baik. Degan kebiasaan belajar yang baik
ini adalah siswa dapat belajar dengan kecepatan dan keterampilan serta
kemampuan yang cukup berhasil sesuai dengan harapan. Layanan
pembelajaran diharapkan pada sikap belajar dan terampil mengunakan tehnik
terhadap mata pelajaran matematika, ilmu pengetahuan alam (IPA), ilmu
pengetahuan sosial (IPS), dan bahasa indonesia. Dengan terampil belajar
matematika, ilmu pengetahuan alam (IPA), Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) dan
bahasa indonesia ini dimungkinkan siswa akan dapat dan mampu
mempelajarinya sehingga akan mendapatkan hasil yang memuaskan.
Melalui bimbingan belajar terutama bagi siswa yang mengalami
kesulitan belajar dapat segera dibantu mengatasi kesulitan belajarnya yaitu,
dengan diberikan latihan, kebiasaan belajar yang efektif, mengerjakan tugastugas
juga menumbuhkan disiplin belajar.
Dari uraian tersebut maka terlihat jelas bahwa terdapat hubungan yang
erat antara layanan pembelajaran dalam bimbingan belajar dengan prestasi
belajar.
E. Hipotesis
“Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara terhadap
permasalahan penilaian sampai terbukti melalui data yang terkumpul”
(Arikunto, 1998: 67). Sebagai dugaan sementara, maka belum tentu benar dan
karenanya perlu dibuktikan kebenarannya.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut "Pemberian
layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar efektif untuk meningkatkan
prestasi belajar pada siswa kelas II SMP Negeri 16 Semarang Tahun Ajaran
2004/2005".
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu cara sebagai usaha untuk menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dalam upaya
memecahkan suatu permasalahan dengan mengunakan metode ilmiah. Dengan
metode penelitian pekerjaan penelitian akan lebih terarah, sebab metode
penelitian bermaksud memberikan kemudahan dan kejelasan tentang apa dan
bagaimana peneliti melakukan penelitian. Oleh karena itu dalam bab tiga ini
akan diuraikan mengenai berbagai hal yang termasuk dalam metode
penelitian.
A. Rancangan Penelitian
Penenelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui efekrifitas layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SMP Negeri 16 Semarang
Tahun ajaran 2004/2005. Dengan memberikan bimbingan belajar dalam
jangka waktu tertentu sesuai dengan rencana penelitian yang telah ditentukan,
diharapkan dapat diketahui seberapa besar efektivitas layanan pembelajaran
bidadang bimbingan belajar dalam meningkatkan prestasi belajar pada mata
pelajaran Matematika, Ilmu pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) dan Bahasa Indonesia pada siswa kelas II SMP Negeri 16
Semarang Tahun Ajaran 2004/2005. kegiatan penelitan ini dengan
memberikan perlakuan pada siswa yaitu berupa layanan pembelajaran bidang
bimbingan belajar selama waktu tertentu sesuai dengan jadwal kegiatan
penelitian yang telah ditentukan.
1. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dengan desain yang baik, maka
pengaturan variabl-variabel dan kondisi-kondisi eksperimental dapat
dilaksanakan secara seksama.
Menurut Campbell & Stanley dalam Arikunto, “penelitian jenis
eksperimen ada 2 yaitu pre eksperimental design dan Rancangan True
Exsperimental design” (Arikunto, 1996: 83). Penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui efektifitas layanan pembelajaran bidang bimbingan
belajar siswa akan dilakukan dengan mengunaka jenis Rancangan True
Experimental atau seringkali dipandang sebagai eksperimen yang sudah
baik karena sudah memenuhi persyaratan. “Yang dimaksud dengan
persyaratan dalam eksperimen adalah adanya kelompok lain yang tidak
dikenai eksperimen dan ikut mendapatkan pengamatan. Dengan adanya
kelompok lain yang disebut kelompok pembanding atau kelompok kontrol
ini akibat yang diperoleh dari perlakuan yang diketahui secara pasti karena
dibandingkan dengan yang tidak mendapat perlakuan” ( Aarikunto, 1996:
85).
Dalam penelitian ini, peneliti mengunakan Rancangan True
Eksperimen karena dalam penelitian ini untuk memperoleh data dari suatu
perlakuan (treatmen) mengunakan kelompok kontrol. Peneliti memberikan
perlakuan eksperimen untuk kemudian menobsevasi efek atau pengaruh
yang terjadi akibat perlakuan tersebut. Dalam penelitian ini perlakuan
yang dilakukan dengan memberikan layanan pembelajaran bidang
bimbingan belajar.
Pengaruh atau efek pemberiam layanan pembelajaran bidang
bimbingan belajar diputuskan berdasarkan perbedaan nilai akhir semester
antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Pengukuran
pertama diberikan sebelum diberikan layanan pembelajaran bidang
bimbingan belajar dan pengukuran kedua diberikan sesudah perlakuan
dilaksanakan
2. Pola-Pola Rancangan Penelitian
Menurut Arikunto ada 8 jenis desain yang dimasukan ke dalam
kategori True Experimental, yaitu:
Control group pre-test post-test, random terhadap subjek,
pasangan terhadap subjek (matched group design), random pretest
post-test desain, random terhadap subjek dengam pre-test
kelompok kontrol post-test kelompok eksperimen, bentuk tiga
kelompok ekperimen dan kontrol, bentuk empat kelompok
dengan 3 kelompok kontrol, dan desain waktu (Arikunto, 1996:
85).
Dalam eksperimen ini penulis mengunakan Pola Control Metched
Group Design. Dimana satu kelompok sebagai kelas eksperimen dan
diberikan tritmen dan satu kelompok sebagai kelas kontrol tidak diberi
treatmen. Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1
Pola control metchod group design
B. Penentuan Subjek Penelitian
1. Populasi
“Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian” (Arikunto, 1996:
115). “Populasi merupakan keseluruhan individu atau objek yang diteliti
yang memiliki beberapa karakteristik yang sama “(Latipun, 2002: 29)
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka dapat diartikan bahwa
populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang memiliki karakteristik
yang sama. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada
siswa kelas II SMP Negeri 16 Semarang Tahun Ajaran 2004/2005 yang
berjumlah 258 siswa, terdiri dari:
Tabel 1
Jumlah Sisaw Kelas II SMP Negeri 16 Semarang
Tahun Ajaran 2004/2005
Kelas Jumlah siswa
Kelas II-A 44 siswa
Kelas II-B 43 siswa
Kelas II-C 42 siswa
Kelas II- D 42 siswa
Kelas II- E 43 siswa
Kelas II- F 44 siswa
Jumlah 258 siswa
K
E
X
O1
O2
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto, 1996: 117), sampel yaitu sebagian dari populasi (latupun, 2002:
30). Jadi sample penelitian adalah objek yang dilibatkan langsung dalam
penelitian sesungguhnya yang dapat menjadi wakil populasi.
Adapun pengambilan sample dengan cara Non Random Sampling.
Yang dimaksud non random sampling adalah “tidak semua individu dalam
populasi diberi kesenpatan untuk menjadi anggota sample” (Arikunto
1996: 177). Sedangkan tehnik non random sampling yang digunakan
adalah Purposive Sampling, artinya cara pengambilan sample atas dasar
ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu, yaitu memilih dua kelas yang memiliki
nilai rata-rata yang seimbang pada mata pelajaran Matematika, Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Bahasa
Indonesia yang sebelumnya dicari dengan cara Uji Homogenitas dan Uji
Kesamaan Rata-rata Ppopulasi sebagai berikut:
a. Uji Homogenitas Populasi
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel-sampel
penelitian merupakan kelas sampel yang homogen. Hal ini sangat
penting dilakukan, karena penelitian ini mengunakan penelitian
sampel. Hasil penelitian sampel ini akan digeneralisasikan pada
populasi penelitian. Maka sebelum memilih dua kelas eksperimen
dilakukan dulu uji homogenitas.
Arikunto (1996: 118) “menegaskan bahwa penelitian sampel baru
boleh dilasanakan apabila keadaan subjek di dalam populasi benarbebar
homogen”.
Data yang digunakan untuk menguji homogenitas sampel penelitian ini
adalah nilai akhir semester 2 pada mata pelajaran Matematika, Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Bahasa
Indonesia dari tiga kelas. Uji homogenitas mengunakan rumus Bartlett
dengan Uji Chi kuadrat.
Kriteria pengujian berbunyi populasi dinyatakan tidak homogen jika
X2 data > X2 tabel. Populasi dinyatakan homogen jika X2 data < X2 tabel. (Sudjana, 2001: 261) b. Uji Kesamaan Rata-Rata Populasi Untuk menentukan kelas yangakan dijadikan sampel, selain homogen juga harus mempunyai kesamaan rata-rata populasi. Kesamaan ratarata populasi di uji dengan rumus Analisis Varians. Setelah dilaksanakan uji homogenitas dan uji kesamaan rata-rata populasi, maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu kelas II.B sebagai kelas eksperimen dan II.C sebagai kelas kontrol yang semuanya berjumlah 84 siswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2 Jumlah sample penelitian Kelas Jumlah Siswa II-C 42 Siswa sebagai kelas eksperimen II-C 42 Siswa sebagai kelas kontrol Jumlah 84 siswa C. Variabel Penelitian “Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian” (Arikunto, 1996:99). Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa variable merupakan objek yang bervariasi dan dapt dijadikan sebagai titik perhatian suatu penelitian.Dalam penelitian ini ada 2 variabel, yaitu: 1. Jenis variabel Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu variabel bebas atau variabel independen dan variabel terikat atau variabel dependen. Variabel tersebut adalah sebagai berikut. a. Variabel X Variabel X atau variabel independen adalah variabel yang diteliti pengaruhnya atau variabel yang diduga memberikan suatu pengaruh. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel X atau variabel independen adalah Layanan Pembelajaran Bidang Bimbingan Belajar b. Variabel Y Variabel Y atau variabel dependen adalah variabel yang keberadaannya tergantung pada variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Prestasi Belajar. 2. Hubungan Antar Variabel Variabel dalam penelitian ini adalah layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar sebagai variabel bebas dan prestasi belajar sebagai variable terikat. Karena dalam penelitian ini variabelnya ganda maka variable yang satu mempunyai hubungan atau pengaruh dengan variabel yang lain. Variabel X (variabel bebas) mempengaruhi variable Y (variabel terikat. Dalam penelitian ini, layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar sebagai variablel bebas diberikan dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas dalam meningkatkan prestasi belajar. Dengan demikian layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar mempunyai pengaruh terhadap variable terikat yaitu berpengaruh dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hubungan antar varibel X dan Y dapat dilihat dalam bentuk gambar sebagai berikut: Gambar 2 Hubungan antar variabel Hubungan antar variabel Pada penelitian ini hubungan antar variabel adalah hubungan positif, dimana semakin efektif layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar maka prestasi belajar semakin meningkat. 3. Definisi Oprasional Penelitian ini mencoba mengungkap apakah laynan pembelajaran bidang bimbingan belajar efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu variabel dalam penelitian ini adalah layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar dan prestasi belajar. Agar lebih jelas Maksud dari penelitian ini, definisi oprasional dari ke dua variable yaitu: Efektifitas layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar Prestasi belajar a. Variabel bebas Variabel bebas pada penelitian ini berupa bimbingan belajar Bimbingan belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan bimbingan belajar yang diberikan oleh peneliti kepada siswa untuk memehami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dan dapat mengatasi kesulitan belajarnya. Bimbingan belajar diberikan dalam 6 pertemuan. Tiap pertemuan membahas satu topik bimbingan belajar, adapun topik-topik bimbingan belajar yaitu sebagai berikut: 1) Keterampilan belajar 2) Cara mengikuti pelajaran 3) Pedoman untuk belajar 4) Tehnik mempelajari Matematika, IPA, IPS dan Bahasa Indonesia. 5) Cara mengatur waktu dan lingkungan belajar 6) Cara menyiapkan diri menghadapi tes 7) Strategi menghadapi ujian 8) Pengunaan sumber-sumber belajar. b. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Prestasi belajar. Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu nilai hasil tes yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pegetahuan Sosial (IPS) dan Bahasa Indonesia ekhir semester satu dan dua. Melalui penelitian ini akan dibuktikan efektifitas layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. D. Pelaksanaan Proses Layanan Pembelajaran Pelaksanan pemberian layanan pembelajaran ini hanya diberikan kepada group eksperimen saja, layanan pembeajaran ini diberikan sebanyak 6 pertemuan, setiap pertemuan selama satu jam pelajaran yaitu 1x 45 menit, dengan pemberian layanan pembelajaran kepada group eksperimen materinya adalah: Tabel 3 Jadwal kegiatan Layanan Pembelajaran Bidang Bimbingan Belajar No Tanggal Materi Layanan 1 2 3 4 5 6 11 April 2005 18 April 2005 25 April 2005 2 Mei 2005 16 Mei 2005 30 Mei 2005 Keterampilan belajar Cara mengikuti pelajaran Pedoman untuk belajar Tehnik mempelajari pelajaran matematika, IPA,IPS dan B.Indonesia Cara mengatur waktu dan lingkungan belajar & Cara mrnyiapkan diri menghadapi tes Setrategi menghadapi ujian & penggunaan sumber-sumber belajar. E. Alat Pengumpul Data Dalam penelitian ini digunakan teknik dan alat pengumpul data mengunakan dokunentasi: “Menurut Arikunto metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, legger agenda dan sebagainya” (Arikumto: 1996: 234). Dalam penelitian ini yang dipakai adalah nilai legger mata pelajaran Matenatika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Bahasa Indonesia yang akan digunakan untuk mengambil data siswasiswa yang akan dijadikan sampel yaitu kelas yang memiliki nilai rata-rata yang seimbang pada bidang studi tersebut. F. Metode Analisis Data Metode analisis data merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengolah data penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Oleh karena itu setelah data terkumpul harus segera dilakukan analisis karena apabila data tersebut tidak dianalisis data tersebut tidak dapat digunakan untuk menjawab permasalahan yang sudah dirumuskan. Analisis data dalam penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah diberi layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar dan untuk mengetahui efektifitas layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk menguji signifikansi perbedaan mean antar kelompok eksperimen dan kontrol analisis data yang digunakan adalah uji t-tes. Uji t-tes digunakan untuk menguji siknifikansi perbedaan mean antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun rumus t-tes adalah sebagai berikut: ( 1) 2 2 −  −  _ _ N N x y M M t x y Keterangan M = rata-rata selisih nilai pretest-posttest per kelompok 2 _x = deviasi nilai x (eksperimen) 2 _y = deviasi nilai y (kontrol) N = jumlah anak per kelompok (Arikunto, 1996: 301) Agar kesimpulan yang diambil tidak menyimpang maka syarat dari uji t-tes adalah uji normalitas. 1. Uji Normalitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui distribusi data yang dapat dari penelitian. Jika berdistribusi normal maka digunakan statistik parametrik. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS 10.0 (Statistic Product and Seruice Solution). Data berdistribusi normal jika harga signifikansi lebih besar dari 0,05 (5%). BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV akan disajikan hasil penelitian yang telah dilaksanakan beserta pembahasannya. Untuk memudahkan pembahasan, maka akan dijelaskan beberapa hal yang meliputi Tahap-tahap penelitian, pelaksanaan penelitian, hasil penelitian dan pembahasan penelitian. A. Tahap-tahap Penelitian Sebelum pemberian treatmen (layanan pembelajaran) dilaksanakan, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam penelitian ini. Adapun kegiatan persiapan yang dilakukan antara lain: 1. Mencatat daftar nama siswa Kelas II SMP Negeri 16 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005 yang menjadi populasi dalam penelitian ini. 2. Mengambil sampel penelitian. Pengambilan sampel dalam penelitian ini setelah mengadakan uji homogenitas dan uji kesamaan rata-rata populasi diperoleh kelas IIB sebagai kelas eksperimen dan IIC sebagai kelas kontrol. 3. Pelaksanaan layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar sebanyak 6 pertemuan dan pelaksanaannya sesuai jadwal yang telah di tetapkankan dengan materi sebagai berikut: 1) Keterampilan belajar, 2) cara mengikuti pelajaran, 3) Pedoman untuk belajar, 4) Tehnik mempelajari Matematika, IPA, IPS dan B.Indonesia, 5) Cara mengatur waktu dan lingkungan belajar, 6) Cara menyiapkan diri menghadapi tes, 7) Strategi menghadapi ujian dan 8) Pengunaan sumber-sumber belajar. 4. Membandingkan nilai rata-rata siswa sebelum mengikiti bimbingan belajar dengan nilai rata-rata siswa setelah mengikuti bimbingan belajar. B. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan April sampai bulan juni 2005. Sebelum penelitian dilaksanakan, dilakukan uji homogenitas dan analisis kesamaan rata-rata angota populasi untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah dianalisis dan diketahui hasilnya, maka kelas eksperimen diberi treatmen (layanan pembelajaran) sebanyak 6 kali pertemuan dimana pada masing-masing pertemuan membahas topik yang berbeda, sedangkan kelas kontrol tidak diberi layanan tetapi tetap di kontrol. Pemberian treatmen dimulai dari tanggal 11 April sampai tanggal 30 Mei 2005. Adapun pelaksanaannya adalah, 11 April membahas tentang keterampilan belajar, 18 April membahas tentang cara mengikuti pelajaran, 25 April membahas tentang pedoman untuk belajar, 2 Mei membahas tentang teknik mempelajari pelajaran Matematika, IPA, IPS dan Bahasa Indonesia, 16 Mei membahas tentang cara mengatur waktu dan lingkungan belajar dan cara menyiapkan diri menghadapi tes, 30 Mei membahas tentang strategi menghadapi ujian dan pengunaan sumber-sumber belajar. untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut: Tabel 4 Jadwal kegiatan Layanan Pembelajaran Bidang Bimbingan Belajar No Tanggal Materi Layanan 1 2 3 4 5 6 11 April 2005 18 April 2005 25 April 2005 2 Mei 2005 16 Mei 2005 30 Mei 2005 Keterampilan belajar Cara mengikuti pelajaran Pedoman untuk belajar Tehnik mempelajari pelajaran matematika, IPA, IPS dan B.Indonesia Cara mengatur waktu dan lingkungan belajar & Cara menyiapkan diri menghadapi tes Setrategi menghadapi ujian & penggunaan sumber-sumber belajar. Setelah treatmen didapatkan nilai akhir kelas kontrol dan eksperimen, dilakukan analisis data untuk menguji pengaruh treatmen tersebut. C. Hasil Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu 1) Mengetahui gambaran tingkat prestasi belajar siswa sebelum diberi layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar, 2) Mengetahui gambaran tingkat prestasi belajar siswa setelah diberi layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar dan 3) efektifitas layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, maka dapat diuraikan hasil penelitian sebagai berikut. 1. Gambaran Tingkat Prestasi Belajar Siswa Sebelum dan Setelah Diberikan Layan Pemelajaran Bidang Bimbingan Belajar Gambaran tingkat prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah dilaksanakan layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar dapat dilihat berdasarkan Kriteria tingkat prestasi belajar. Untuk menentukan tingkatan prestasi belajar siswa, maka ditentukan kriteria tingkatan prestasi belajar sebagai berikut: Range : Nilai maksimal-nilai minimal Data maksimal: 9 Data minimal : 4 Range : 9 – 4 : 5 Panjang kelas interval : panjang kelas Range : 11 5 = 0,4 Tabel 5 Kriteria Tingkat Prestasi Belajar Interval Persentase Kriteria 7,5 % sampai dengan 7,9 % Sangat Baik 7,0 % sampai dengan 7,4 % Baik 6,5 % sampai dengan 6,9 % Cukup 6,0 % sampai dengan 6,4 % Kurang 5,5% sampai dengan 5,9% Sangat Kurang Keterangan : a. Prestasi belajar Sangat Baik Siswa mempunyai prestasi belajar sangat baik apabila bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa (7,5% sampai dengan 7,9%). b. Prestasi belajar baik Siswa mempunyai prestasi belajar baik apabila sebagian besar (7,0 % sampai dengan 7,4 %) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa. c. Prestasi belajar cukup Siswa mempunyai prestasi belajar cukup apabila bahan pelajaran yang diajarkan (6,5 % sampai dengan 6,9 %) saja yang dikuasai siswa. d. prestasi belajar kurang Siswa mempunyai prestasi belajar kurang apabila bahan yang diajarkan (6,0 % sampai dengan 6,4 %) dikuasai oleh siswa. e. Presetasi belajar sangat kurang Siswa mempunyai presentasi belajar sangat kurang apabila yang diajarkan (5,5% sampai dengan 5,9% ). Dengan melihat data yang terdapat dalam format daya serap siswa dalam pelajaran dan prosentase keberhasilan, dapat diketahui keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilakukan oleh siswa dengan guru. Hasil deskriptif prosentase tingkat prestasi belajar sebelum dan sesudah diberi layanan pembelajaran bidng bimbingan belajar dapat dilihat pada table berikut: Tabel 6 Rata-rata hasil belajar sebelum dan sesudah diberi layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar pada kelas kontrol Bidang Studi Sebelum adanya layanan Kategori Sesudah adanya layanan pembelajar Kategori Matematika 6.29 Kurang 6.40 Kurang IPA 5.86 Sangat kurang 6.02 Kurang IPS 5.86 Sangat kurang 6,40 Kurang B. Indonesia 7.12 Baik 7.10 Baik Tabel tersebut menunjukan bahwa adanya peningkatan prestasi belajar siswa pada kelas kontrol yang tidak diberikan layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar pada mata pelajarn IPA dan IPS tetapi masih di bawah rata-rata dan pada mata pelajaran matematika dan B.Indonesia tidak ada peningkatan prestasi belajar Tabel 7 Rata-rata hasil belajar sebelum dan sesudah diberi layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar pada kelas eksperimen Bidang Studi Sebelum adanya layanan Kategori Sesudah adanya layanan pembelajar Kategori Matematika 6.17 Kurang 6.81 Cukup IPA 5.83 Sangat kurang 6.50 Cukup IPS 6.05 Kurang 6.93 Cukup B. Indonesia 7.17 Baik 7.38 Baik Tabel tersebut menunjukan bahwa adanya kecenderungan peningkatan prestasi belajar siswa pada kelas eksperimen setelah diberikannya layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar pada mata pelajaran Matematika, IPA, IPS dan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia tidak mengalami peningkatan prestasi belajar tetapi rata-rata nilai yang diperoleh sudah baik 2. Efektifitas Layanan Pembelajaran Bidang Bimbingan Belajar Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Untuk melihat efektifitas layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dapat dilihat dari hasil analisis secara statistik. Efektifif tidaknya dapat dilihat dari ada tidaknya peningkatan yang signifikan prestasi belajar sebelum dan sesudah adanya layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar. Untuk mengetahui efektifitasnya, maka digunakan t-tes. Dalam rangka uji t, maka langkah langkahnya adalah sebagai berikut: a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk membuktikan bahwa data berdistribusi normal. Berdasarkan data yang diperoleh dari nilai akhir tiap-tiap mata pelajaran dapat menggunakan uji normalitas data SPSS 10.1 data akan berdistribusi normal jika hasil yang diperoleh mempunyai signifikansi > 0.05.
Hasil perhitungan normalitas kelas kontrol nilai Matematika
diperoleh signifikansi 0.654 > 0.05 sehingga data berdistribusi normal
maka dapat digunakan uji statistik parametrik. Hasil perhitungan nilai
IPA kelas kontrol diperoleh sinifikansi 0.075 > 0.05 sehingga data
berdistribusi normal maka dapat digunakan uji statisti parametrik.
Hasil perhitungan nilai IPS kelas kontrol diperoleh signifikansi 0,085 >
0.05 sehingga data berdistribusi normal maka dapat digunakan uji
statistik parametrik. Hasil perhitungan nilai Bahasa Indonesia kelas
kontrol diperoleh signifikansi 0.213 > 0.05 sehingga data berdistribusi
normal maka dapat digunakan statistik parametrik.
Hasil perhitungan uji normalitas untuk kelas eksperimen nilai
Matematika diperoleh signifikansi 0.052 > 0.05 sehingga data
berdistribusi normal maka dapat digunakan statistik parametrik. Dari
hasil uji normalitas nilai IPA diperoleh signifikansi 0.065 > 0.05
sehingga data berdistribusi normal maka dapat digunakan statistik
parametrik. Dari hasil uji normalitas nilai IPS diperoleh signifikansi
0.068 > 0.05 sehingga data berdistribusi normal maka dapat digunakan
uji statistik parametrik. Dri hasil uji nirmalitas nilai B. Indonesia
diperoleh signifikansi 0.121 > 0.05 sehingga data berdistribusi normal
maka dapat digunakan uji statistik parametrik.
Harga signifikansi lebih besar dari 0.05% (5%) maka data
berdistribusi normal.
Tabel 8
Hasil Uji Normalitas
M.
pelajaran
k.
kontrol
k.eksperimen Signifikansi Keterangan
Matematika 0.654 0.052 0.05 Normal
IPA 0.075 0.065 0.05 Normal
IPS 0.085 0.068 0.05 Normal
B. Indonesia 0.213 0.121 0.05 Normal
Dengan melihat tabel diatas sehingga dapat disimpulkan bahwa
kedua data tersebut berdistribusi normal. Berdasarkan hasil analisis ini,
pengujian hipotesis yang berbunyi “layanan pembelajaran bidang
bimbingan belajar efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa”
sehingga dapat digunakan statistik parametrik yaitu uji t.
b. Uji t-tes
Uji t-tes digunakan untuk mengetahui perbedaan nilai akhir
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Mengacu pada hasil nilai akhir
kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat diketahui bahwa ada
pengaruh layanan pembelajaran dalam bimbingan belajar pada siswa
kelas II SMP Negeri 16 Semarang tahun pelajaran 2004/2005.
Diketahui sekor rata-rata nilai Matematika sebelum
dilaksanakannya layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar kelas
kontrol sebesar 6.29, sedang sekor nilai rata-rata matematika kelas
eksperimen sebesar 6.17 dan skor rata-rata nilai Matematika setelah
adanya layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar kelas kontrol
sebesar 6.40, sedang sekor nilai rata-rata Matematika kelas eksperimen
sebesar 6.81. Dari uji t-tes diperoleh untuk nilai Matematika 3.01,
dibandingkan dengan t tabel lebih besar 1.66 menunjukan bahwa t
hitung lebih besar maka dapat disimpulkan bahwa setelah adanya
layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar prestasi belajar siswa
kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol.
Skor rata-rata nilai IPA sebelum adanya layanan pembelajaran
bidang bimbingan belajar kelas kontrol sebesar 5.86, sedang sekor
rata-rata IPA kelas eksperimen sebesar 5.83 dan skor nilai rata-rata
IPA sesudah adanya layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar
pada kelas kontrol sebesar 6.02 sedang skor nilai rata-rata kelas
eksperimen sebesar 6.50. Dari uji t-tes diperoleh t untuk nilai IPA
3.16. dibandingkan dengan t tabel sebesar 1.66 menunjukan bahwa t
hitung lebih besar t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa setelah
adanya layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar prestasi belajar
kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol.
Skor rata-rata nilai IPS sebelum adanya layanan pembelajaran
bidang bimbingan belajar kelas kontrol sbesar 5.86, sdang skor nilai
rata-rata IPS kelas eksperimen sebesar 6,05 danskor nilai rata-rata IPS
sesudah adanya layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar pada
kelas kontrol sebesar 6.40 sedang skor nilai rata-rata IPS kelas
eksperimen sebesar 6.93. Dari uji t-tes diperoleh t untuk nilai IPS 1.72
dibandingkan dengan t tabel sebesar 1.66 menunjukan bahwa t hitung
lebih besar t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa setelah adanya
layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar prestasi belajar siswa
kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol.
Skor rata-rata nilai Bahasa Indonesia sebelum adanya layanan
pembelajaran bidang bimbingan belajar kelas kontrol sebesar 7.12,
sedang skor nilai rata-rata Bahasa Indinesia kelas eksperimen sebesar
7.17 dan skor nilai rata-rata Bahasa Indonesia setelah adanya layanan
pembelajaran bidang bimbingan belajar pada kelas kontrol sebesar
7.10 sedang skor nilai rata-rata Bahasa Indonesia kelas eksperimen
sebesar 7.38. Dari uji t-tes diperoleh t untuk nilai Bahasa Indonesia
1.87 dibandingkan dengan t tabel sebesar 1.66 menunjukan bahwa t
hitung lebih besar dari t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa setelah
adanya layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar prestasi belajar
siswa kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol.
Tabel 9
Hasil Uji t-tes
M. pelajaran Pre-tes Pos-tes
k.
kontrol
k.
eksperimen
k.
kontrol
k.
eksperimen
t-tes t-tabel Keterangan
Matematika 6.29 6.17 6.40 6.81 3.01 1,66 signifikan
IPA 5.86 5.83 6.02 6.50 3.16 1,66 signifikan
IPS 5.86 6.05 6.40 6.93 1.72 1.66 signifikan
B.Indonesia 7.12 7.17 7.10 7.38 1.87 1,66 signifikan
Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpukan bahwa ada
perbedaan tingkat prestasi belajar siswa antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dapat disajikan bahwa bimbingan belajar
merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling yang penting untuk
diselenggarakan di sekolah. Bimbingan belajar adalah bantuan yang diberikan
kepada individu (siswa) agar mereka dapat memecahkan kesulitan dalam
belajar, baik di sekolah maupundi rumah. Bimbingan belajar juga
dimaksudkan untuk membantu siswa dapat menyesuaikan diri dalam situasi
belajarnya, dapat meningkatkan keterampilan belajar, membiasakan belajar
secara kontinyu sehingga kebutuhan untuk belajar tertanam pada dirinya tanpa
harus menunggu menelang ujian atau karena diperintah oleh orang lain agar
belajar.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan layanan
pembelajaran bidang bimbingan belajar dalam meningkatkan prestasi belajar
pada bidang studi Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) dan Bahasa Indonesia siswa kelas II SMP Negeri 16
Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005. oleh karena itu materi bimbingan
belajar yang disampaikan kepada siswa meliputi: (1) Keterampilan belajar, (2)
cara mengikuti pelajaran, (3) Pedoman untuk belajar, (4) Teknik mempelajari
pelajaran Matematika, IPA, IPS dan BAhasa Indonesia, (5) Cara mengatur
waktu dan lingkungan belajar, (6) Cara menyiapkan diri menghadapi tes, (7)
Strategi menghadapi ujian dan (8) Pengunaan sumber-sumber belajar.
Setelah para siswa mengikuti program bimbingan belajar sebanyak 6
pertemuan, diharapkan mereka mengikuti saran-saran guru pembimbing yang
diberikan pada setiap pertemuan dan mempraktekannya dalam kehidupan
sehari-hari, dalam berbagai kesempatan, baik di sekolah, di rumah maupun di
tempat lain. Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian
digunakan rumus t-tes. ( lihat uji t-tes pada hasil penelitian).
Hasil penelitan ini diketahui bahwa Pengaruh positif ini ditunjukan
oleh perbedaan rata-rata hasil nilai akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol
pada mata pelajaran Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu
Pengetahuan sosial (IPS) dan Bahasa Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa bimbingan
belajar merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling yang penting
diselenggarakan di sekolah. Bimbingan belajar adalah bantuan yang diberikan
kepada individi (siswa) dalam memecahkan kesulitan yang berhubungan
dengan masalah belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah agar siswa
dapat menyesuaikan diri dalam situasi belajarnya, dapat mengembangkan
ketrampilan belajarnya dan membentuk kebiasaan-kebiasaan belajar yang
sistematik dan konsisten atau ajeg dan dapat mencapai prestasi belajar
semaksimal mungkin sesuai dengan potensi dan kemampuan yang ada pada
dirinya.
Bimbingan belajar dimaksudkan untuk memungkinkan siswa
memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik,
ketrampilan dan materi yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan
belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang berguna dalam kehidupan dan
perkembangan dirinya.
Pemberian layanan bimbingan belajar dalam proses pembelajaran
ternyata memerikan manfaat dan pengaruh yang positif terhadap siswa yang
mengalami kesulitan belajar khususnya pada bidang studu Matematika, Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Bahasa
Indonesia. Dengan memahami dirinya khususnya yang menyangkut prestasi
belajarnya, siswa dapat memperbaiki cara belajar yang lebih efektif dan
efesien, dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang dapat
mendorong tercapainya hasil yang lebih baik dan dapat melaksanakan tugastugas
yang diberikan kepadanya baik di sekolah maupun di luar sekolah.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan dianalisis
pada bab IV maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Gambaran tingkat prestasi belajar siswa SMP N 16 Semarang sebelun
diberi layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar pada kelas kontrol
pada bidang studi Matematika mencapai 6.29 termasuk dalam kategori
Kurang, pada bidang studi IPA mencapai 5.86 dalam kategori Sangat
Kurang, pada bidang studi IPS mencapai 5.86 dalam kategori sangat
Kurang dan B.Indonesia 7.12 dalam kategori Baik. Pada kelas eksperimen
bidang studi Matematika mencapai 6.17 termasuk dalam kategori Kurang,
pada bidang studi IPA mencapai 5.83 termasuk dalam kategori Sangat
Kurang, pada bidang studi IPS mencapai 6.05 termasuk dalam kategori
Kurang dan pada bidang studi Bahasa Indonesia mencapai 7,17 termsuk
dalam kategori Baik.
2. Gambaran tingkat prestasi belajar siswa SMP negeri 16 Semarang sesudah
diberi layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar pada kelas kontrol
pada bidang studi Matematika mencapai 640 dalam kategori Kurang, pada
bidang studi IPA mencapai 6.02 dalam kategori Kurang, pada mata
pelajaran IPS mencapai 6.40 dalam kategori Kurang dan pada bidang studi
B.Indonesia mencapai 7.10 dalam kategori Baik. Pada kelas eksperimen
bidang studi Matematika mencapai 6.81 termasuk dalam kategori Cukup,
pada bidang studi IPA mencapai 6.50 termasuk dalam kategori Cukup,
pada bidang studi IPS mencapai 6.93 termasuk dalam kategori Cukup dan
pada bidang studi Bahasa Indonesia mencapai 7.38 termasuk dalam
kategori Baik.
3. Berdasarkan hasil uji t-tes diperoleh untuk nilai Matematika 3.01
dibandingkan dengan t tabel sebesar 1.66, dari uji t-tes diperoleh t hitung
untuk nilai IPA 3.16 dibandingkan dengan t tabel sebesar 1.66, dari uji ttes
diperoleh t untuk nilai IPS 1.72 dibandingkan dengan t tabel sebesar
1.66, dari uji t-tes diperoleh t hitung untuk nilai Bahasa Indonesia 1.87
dibandingkan dengan t tabel sebesar 1.66.
Data tersebut menunjukan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel, Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ha diterima, dan berarti ada perbedaan tingkat
prestasi belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini berarti
layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar, efektif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa.
B. Saran
Dari kesimpulan penelitian yang dilakukan, maka ada beberapa saran
yang ditujukan kepada Kepala Sekolah, Guru Pembimbing dan kepada Siswa
SMP Negeri 16 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005.
1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah untuk mengkoordinasikan kegiatan bimbingan dengan
kegiatan layanan seperti kegiatan pembelajaran dan latihan sehingga
menjadi satu kesatuan yang terpadu, harmonis dan dinamis.
2. Guru Pembimbing untuk lebih mengintensifkan pemberian layanan
bimbingan belajar kepada siswa sehingga siswa mampu memahami
dirinya dengan segala kelemahan dan kelebihannya, terutama brkaitan
dengan prestasi belajarnya secara efektif dan efesien.
3. Siswa-siswi untuk dapat mengembangkan kebiasaan belajar yang baik
untuk meningkatkan prestasi belajar di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Aswar, Saefudin. 1987. Tes Prestasi. Yogyakarta: Liberti.
Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Bahri, Syaifudin & Zain, Aswar. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Depdikbud. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
. 1995. Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan Konseling di SLTP.
Jakarta: Dikdasmen.
. 2003. Pelayanan Professional Kurikulum 2004. Jakarta: Depdiknas.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Handayani, Putri. 2001. Modul Bimbingan Konseling. Jakarta: Labschool.
Latipun. 2002. Psikologi Eksperimen. Malang: UMM.
Mandalika, J & Mulyadi, Usman. 1995. Dasar-dasar kurikulum Bimbingan
Konseling. Surabaya: SICC.
Prayitno & Amti, Eraman. 1994. Dasar-dasar Bimbingan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta.
Romlah, Tatik. 1991. keterampilan-keterampilan Belajar. Semarang: IKIP press
Sardiman. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: Rajawali.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempegngaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana, Nana & Ibrahim. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sukardi, Dewa ketut. 2000. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta:
Rineka Cipta.
Syah, Muhibin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Tu’u, s, Tulus. 2004. Prilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Gramedia.
Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Surabaya:
Gramedia.

Tidak ada komentar: